Kisah Rolls-Royce, Dibangun Anak Miskin hingga Sukses Jadi Perusahaan Mobil Mewah

Rolls-Royce, merek otomotif yang kini identik dengan kemewahan, memiliki sejarah panjang. Siapa sangka, bahwa merek kendaraan mahal ini bermula dari seorang anak miskin bernama Frederick Henry Royce.
Lahir pada tahun 1863 di Alwalton, Inggris, Royce adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Keluarganya hidup dalam kemiskinan karena sang ayah, James Royce, gagal mengelola bisnis penggilingan bunga yang dijalankannya.
Pada tahun 1867, keluarga Royce terpaksa mengajukan kebangkrutan dan pindah ke London untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Masa kecil Henry Royce dipenuhi dengan kesulitan. Di usia empat tahun, ia sudah bekerja mengusir burung di peternakan dengan upah enam pence per minggu.
Tragedi kembali menimpa ketika ayahnya meninggal pada tahun 1872, memaksa Henry yang baru berusia sembilan tahun untuk bekerja menjual koran dan mengirim telegram demi bertahan hidup.
Meski hanya sempat menempuh satu tahun pendidikan formal, Royce memiliki tekad kuat untuk belajar sendiri. Ia mempelajari aljabar, bahasa Prancis, dan teknik elektro secara otodidak.
Pada usia 15 tahun, Royce magang di Great Northern Railway Works, namun terpaksa berhenti setelah tiga tahun karena kekurangan biaya. Ia kemudian bekerja di berbagai perusahaan alat dan listrik sebelum akhirnya menetap di Liverpool pada tahun 1882.
Di sana, ia terus mengasah keterampilannya di bidang listrik. Pada usia 22 tahun, Royce bersama rekannya, Ernest Claremont, mendirikan F.H. Royce and Company, yang memproduksi komponen listrik seperti bel pintu dan dinamo. Perusahaan ini berkembang pesat dan mulai memproduksi derek listrik pada tahun 1894.
Namun, minat Royce beralih ke otomotif setelah ia membeli mobil bekas Decauville pada tahun 1901. Tidak puas dengan kualitas mobil tersebut, Royce memutuskan untuk merancang dan membangun mobilnya sendiri.
Pada tahun 1904, ia berhasil menciptakan Royce 10 tenaga kuda, mobil yang menjadi cikal bakal Rolls-Royce.
Di sisi lain, Charles Stewart Rolls, seorang bangsawan kelahiran 1877 di London, memiliki kecintaan pada teknik dan otomotif. Setelah lulus dari Trinity College, Cambridge, Rolls mendirikan dealer mobil pada tahun 1903. Namun, ia kecewa karena mobil buatan Inggris saat itu kurang kompetitif.
Nasib mempertemukan Rolls dan Royce melalui Henry Edmunds, seorang pemegang saham di perusahaan Royce. Rolls terkesan dengan mobil buatan Royce dan setuju untuk menjualnya di perusahaannya.
Meskipun berasal dari latar belakang yang sangat berbeda,Royce dari keluarga miskin dan otodidak, sementara Rolls adalah bangsawan berpendidikan tinggi, keduanya membentuk kemitraan yang kuat.
Pada tahun 1906, mereka mendirikan Rolls-Royce Limited. Mobil pertama mereka, Silver Ghost, diakui sebagai mobil terbaik di dunia dan menjadi tonggak awal kesuksesan Rolls-Royce.
Keberhasilan Rolls-Royce tidak lepas dari peran Claude Johnson, mitra Charles Rolls, yang dijuluki "hyphen in Rolls-Royce". Johnson berperan besar dalam mempromosikan merek ini sebagai simbol keunggulan otomotif.
Sayangnya, kemitraan Royce dan Rolls tidak berlangsung lama. Charles Rolls, yang juga seorang penerbang, meninggal dalam kecelakaan pesawat pada tahun 1910 di usia 32 tahun. Royce kemudian melanjutkan pengembangan Rolls-Royce, menjadikannya perusahaan terkenal dengan standar teknik yang tinggi.
Henry Royce dikenal sebagai sosok pekerja keras dengan prinsip "berusaha mencapai kesempurnaan dalam segala hal". Meskipun kesehatannya memburuk akibat pola hidupnya yang keras, ia tetap bekerja hingga akhir hayatnya. Sketsa terakhirnya dibuat di ranjang kematiannya, beberapa jam sebelum ia meninggal pada tahun 1933.
Kini, Rolls-Royce menjadi simbol kemewahan dan kendaraan yang tangguh. Model-model seperti Cullinan, Ghost, Phantom, Wraith, dan Dawn menjadi impian banyak orang.
Rolls-Royce Motor Cars mencatat rekor penjualan tertinggi pada tahun 2023, dengan 6.032 mobil terjual, melampaui pencapaian tahun sebelumnya. Di sisi korporasi, Rolls-Royce Holdings plc juga mencatat kinerja keuangan yang mengesankan.
Pada tahun 2024, pendapatan perusahaan meningkat hampir 16% menjadi £17,8 miliar, melampaui perkiraan analis sebesar £17,3 miliar. Laba operasional melonjak 57% menjadi £2,5 miliar.
Rolls-Royce juga meningkatkan target jangka menengah untuk laba operasional dan arus kas bebas hingga 2028, mencerminkan keyakinan pada pertumbuhan keuntungan.
Baca Juga: Dulu Sulit Cari Kerja, Kini Otto Toto Sugiri Sukses jadi 'Bill Gates-nya Indonesia'
Selain itu, perusahaan ini menandatangani kontrak terbesar dengan Kementerian Pertahanan Inggris senilai £9 miliar, yang mencakup desain, manufaktur, dan dukungan reaktor nuklir untuk armada kapal selam Angkatan Laut Kerajaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement