Dulu Sulit Cari Kerja, Kini Otto Toto Sugiri Sukses jadi 'Bill Gates-nya Indonesia'

Otto Toto Sugiri, pria kelahiran Bandung pada 23 September 1953, adalah sosok yang tak hanya mengukir namanya dalam dunia bisnis tetapi juga sosok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi Indonesia. Dijuluki sebagai "Bill Gates-nya Indonesia", Toto adalah sosok yang pertama kali membawa internet ke Indonesia.
Toto merupakan lulusan RWTH Aachen University, Jerman, di mana ia meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dan Magister Teknik Komputer pada tahun 1980. Meskipun awalnya diarahkan untuk menjadi dokter, Toto memilih mengikuti passion-nya di bidang matematika dan pemrograman.
Setelah lulus, ia harus kembali ke Indonesia untuk merawat sang ibu yang sakit. Sayangnya, pada sekitar tahun 1981, mencari pekerjaan sebagai programmer di Indonesia bukanlah hal mudah. Toto akhirnya mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan lokal dan bekerja bersama rekan kuliahnya dari Jerman, yakni membuat perangkat lunak untuk memfasilitasi pembelian kredit bagi nelayan.
Pada tahun 1983, Toto bergabung dengan Bank Bali, yang dimiliki oleh pamannya, Djaja Ramli. Di sana, ia mengembangkan sistem IT bank dari back office hingga akuntansi.
"Sampai tahun 83 saya dibujuki untuk membantu perusahaan keluarga, itu paman saya kebetulan pemilik Bank Bali, jadi setelah diiming-iming mau dibeliin komputer gede, ok juga gitu. Akhirnya saya masuk," kata Toto dikutip dari Detik.
Setelah enam tahun bekerja di Bank Bali, Toto memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri. Pada tahun 1989, bersama beberapa rekan, ia mendirikan Sigma Cipta Caraka, salah satu perusahaan perangkat lunak lokal pertama di Indonesia yang fokus pada sistem teknologi perbankan.
Perusahaan ini berkembang pesat. Bahkan, menghasilkan keuntungan hingga 1,2 juta dolar AS dalam setahun. Pencapaian positif perusahaan Toto didapatkan bersamaan dengan pertumbuhan sektor perbankan di Indonesia.
Tahun 1994 menjadi tonggak penting dalam karier Toto. Ia mendirikan PT Indo Internet (IndoNet), penyedia layanan internet (ISP) pertama di Indonesia.
Berkat IndoNet, masyarakat umum bisa mengakses internet untuk pertama kalinya. Dengan kata lain, tanpa inisiatif Toto ini, masyarakat Indonesia jelas akan lebih lama lagi mengenal internet. Dengan jasanya itu, tak salah jika Toto kerap dijuluki sebagai "Bill Gates-nya Indonesia".
Meski sukses, perjalanan Toto tidak selalu mulus. Krisis moneter 1998 dan tragedi Bom Bali 2002 sempat mempengaruhi bisnisnya. Pada tahun 2008, Telkom Indonesia mengakuisisi 80% saham Sigma Cipta Caraka senilai 35 juta dolar AS, dan perusahaan tersebut berganti nama menjadi Telkom Sigma.
Tahun 2010 menandai babak baru dalam karier Toto. Ia mendirikan PT DCI Indonesia, perusahaan pusat data terkemuka di Indonesia. DCI mendapatkan sertifikasi Tier 4, standar tertinggi dalam industri data center global. Perusahaan ini bekerja sama dengan raksasa teknologi seperti Alibaba, Amazon Web Services, Google Cloud, dan Microsoft, menyediakan lebih dari setengah kapasitas pusat data lokal di Indonesia.
Pada tahun 2021, DCI Indonesia mencatatkan sahamnya di bursa dan menjadi salah satu perusahaan paling berharga di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar. Saham DCI melonjak lebih dari 13.000% dalam 6 bulan, dari Rp400 menjadi Rp59.000 per lembar.
Keberhasilan DCI Indonesia membuat Toto masuk dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2021. Ketika itu, Toto memiliki kekayaan diperkirakan mencapai 2,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp32,6 triliun.
Data terbaru Forbes menyebut bahwa kekayaan Toto menanjak dalam waktu singkat menjadi 5,3 miliar dolar AS. Hanya dalam waktu sehari, tepatnya pada 24 Februari 2025, harta Toto bertambah 41,17 persen atau sekitar 1,3 miliar dolar AS dari periode sebelumnya.
Baca Juga: Kisah Rolls-Royce, Dibangun Anak Miskin hingga Sukses Jadi Perusahaan Mobil Mewah
Lagi-lagi, sumber kekayaan kilat Toto tersebut adalah saham PT DCI Indonesia yang melejit 19,99 persen menjadi Rp96.775 hanya dalam sehari. Hal ini membuat Toto menempati posisi ke-644 orang terkaya di dunia setelah sehari sebelumnya menempati urutan ke-785.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement