Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditopang Bank BUMN, OJK: Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp7.782 triliun di Januari 2025

Ditopang Bank BUMN, OJK: Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp7.782 triliun di Januari 2025 Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja intermediasi perbankan tetap tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Pada Januari 2025, kredit perbankan tercatat sebesar Rp7.782 triliun atau naik 10,27% secara tahunan (year on year/yoy).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa pertumbuhan ini masih dalam rentang stabil, meski sedikit lebih rendah dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 10,39% yoy.

“Pada Januari 2025, pertumbuhan kredit tetap melanjutkan double digit growth sebesar 10,27 persen year on year. Sebelumnya hanya beda sedikit, pada bulan Desember adalah 10,39 persen menjadi total Rp7.782 triliun,” kata Dian dalam Rapat Dewan Komisioner Bulan Februari 2025 di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Baca Juga: Meski Ekonomi Global Stagnan, OJK Ungkap Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Terjaga

Dian merinci, berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,22%, disusul Kredit Konsumsi 10,37%, sementara Kredit Modal Kerja tumbuh 8,40%.

“Ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yaitu sebesar 10,98 persen year on year. Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 15,81 persen, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,88 persen,” ujarnya.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 5,51% yoy menjadi Rp8.879,2 triliun. Komponen giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 6,86%, 6,59%, dan 3,49% yoy.

Dian menegaskan bahwa likuiditas industri perbankan tetap memadai. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 114,86% dan 26,03%, masih jauh di atas batas minimal 50% dan 10%. Sementara itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 211,20%.

Baca Juga: OJK Prediksi The Fed Pangkas Suku Bunga Dua Kali di 2025

Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,18% dan NPL net di 0,79%. Loan at Risk (LaR) mengalami penurunan menjadi 9,72% dibandingkan Desember 2024 yang berada di level 9,28%.

“Meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, rasio NPL gross dan LaR menurun dibandingkan posisi Januari 2024 yang masing-masing sebesar 2,35 persen dan 11,6 persen. Rasio LaR tersebut juga di bawah level sebelum pandemi, yaitu 9,93 persen pada Desember 2019,” tutur Dian.

Dari sisi profitabilitas, tingkat Return on Assets (ROA) perbankan berada di level 2,34%, yang mencerminkan industri tetap stabil dan resilient.

“Ketahanan perbankan juga tetap kuat, tercermin dari permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang masih tinggi di level 27,05 persen. Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global,” pungkas Dian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: