Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resmi Jadi Bulion Bank, BSI Dukung Hilirisasi Emas Bagi Pertumbuhan Ekonomi

Resmi Jadi Bulion Bank, BSI Dukung Hilirisasi Emas Bagi Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Cita Auliana
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) resmi ditunjuk sebagai bulion bank pertama di Indonesia pada 26 Februari 2025. 

Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengatakan bahwa emas menjadi game changer baru bagi industri perbankan syariah, mengingat nilai dan potensinya yang besar untuk masuk ke dalam sistem perbankan.

"Nah, sekarang kita menggerakkan emas karena dia punya nilai untuk masuk ke dalam sistem perbankan. Makanya dibuatlah bank emas ini," ujar Anton saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Anton optimistis bahwa bisnis bulion akan menarik minat pelaku industri emas, baik di sektor hulu maupun hilir. Hilirisasi logam mulia, menurutnya, dapat meningkatkan nilai tambah bijih emas hingga 10 kali lipat.

Baca Juga: Bullion Resmi Diluncurkan, BSI Bidik Pertumbuhan Bisnis Emas

BSI juga akan terus mengembangkan ekosistem bisnis logam mulia yang telah dimiliki perseroan saat ini.

"Nah, kalau emas masyarakatnya kita bisa menggerakkan masuk ke dalam sistem perbankan, dan kemudian dia memberikan nilai tambah, kira-kira berapa banyak tuh modal yang bisa berputar di masyarakat untuk kemudian meningkatkan pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

Sebagai bulion bank pertama di Indonesia, BSI menawarkan berbagai keunggulan. Salah satunya adalah produk BSI Gold dengan kadar kemurnian 99,99% SNI dan sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Selain itu, BSI memiliki lebih dari 110.000 agen yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melayani transaksi emas. Layanan bank emas BSI juga dapat diakses kapan saja melalui platform BYOND by BSI.

Pertumbuhan bisnis emas BSI juga menunjukkan tren yang sangat positif. Produk-produk seperti Gadai Emas, Cicil Emas, BSI Emas Digital, dan BSI Gold terus mengalami peningkatan signifikan.

"Selama tahun 2024, total emas kelolaan BSI telah mencapai 17,5 ton dengan volume transaksi mencapai 29,7 ton," jelas Anton.

Baca Juga: DPK BSI Tembus Rp327,45 Triliun di 2024, Begini Strategi di 2025

Potensi pasar emas Indonesia sendiri masih sangat besar. Saat ini, permintaan emas per kapita Indonesia hanya 0,16 gram per orang, yang merupakan tingkat terendah di Asia Tenggara.

Berdasarkan kajian McKinsey, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton di seluruh rantai industri, dari sektor hulu hingga hilir. Sementara itu, jumlah emas batangan yang dapat dimonetisasi diperkirakan mencapai 321 ton, dengan potensi peningkatan seiring dengan cadangan emas Indonesia yang mencapai 2.600 ton, menjadikannya yang terbesar keenam di dunia.

Indonesia juga termasuk dalam 10 besar produsen emas global, dengan produksi mencapai 100 ton emas pada 2020.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: