
Bursa Amerika Serikat (Wall Street) akhirnya mencatatkan penguatan dalam perdagangan di Jumat (14/13). Pasar menguat setelah tertekan sepanjang pekan menyusul kekhawatiran investor hingga ketidakpedulian akan kegelisahan pasar dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilansir dari CNBC International, Senin (17/3), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Wall Street. Semua indeks kompak menguat secara signifikan:
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): Menguat 1,66% menjadi 41.488,19.
- S&P 500 (SPX): Menguat 2,13% menjadi 5.638,94.
- Nasdaq (IXIC): Menguat 2,61% menjadi 17.754,09.
Manajer Portofolio Globalt Investments, Thomas Martin menyebut bahwa pasar menyambut baik data ekonomi terbaru yang ditunjukkan oleh perekonomian dari Amerika Serikat.
Selain itu, kenaikan pasar saham didorong oleh meredanya kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif yang sebelumnya mengguncang pasar. Heningnya Trump terkait dengan hal tersebut membuat investor melakukan kondolidasi dalam Wall Street.
Di sisi lain, pasar juga menyambut baik pernyataan dari Pemimpin Minoritas Senat Amerika Serikat, Chuck Schumer. Ia mengonfirmasi tidak akan menghalangi rancangan undang-undang pendanaan pemerintah yang diajukan oleh Partai Republik.
Meski demikian, masih terdapat kekhawatiran soal ketidakpastian ekonomi. Terbaru, Indeks sentimen konsumen turun ke 57,9 di Maret 2025. Angka tersebut lebih rendah dari ekspektasi ekonom yang memperkirakan 63,2.
“Sentimen konsumen memburuk, ekspektasi inflasi naik, dan imbal hasil obligasi meningkat. Seharusnya, pasar turun, tetapi banyak pelaku pasar masih menunggu apakah reli ini akan bertahan,” kata Thomas Martin.
Pasar kini menantikan pertemuan dari Federal Reserve (The Fed). Investor optimistis bahwa suku bunga akan dipertahankan menyusul kondisi ekonomi dari Amerika Serikat.
Baca Juga: Di Balik Rekor Baru Harga Emas, Pasar Khawatir Dolar Bisa Jadi Senjata Trump
“Kami ingin melihat suku bunga tidak naik. Jika The Fed mengumumkan pemangkasan tetapi pasar justru bereaksi sebaliknya, itu pertanda kurangnya kepercayaan,” jelas Martin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement