Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Harga minyak mentah dunia mencatatkan penguatan dalam perdagangan terakhir untuk pekan lalu di Jumat (14/3). Pasar tengah menyoroti dinamika pasokan energi global menyusul progress dari prospek gencatan senjata dari Rusia-Ukraina.
Dilansir dari CNBC International, Senin (17/3), Brent Crude tercatat naik 1% menjadi US$70,58 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 1% menjadi US$67,18 per barel.
Baca Juga: Tak Hanya Minyakita, Bahlil Ungkap Isi LPG 3 Kg Juga Kena Sunat
Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow megatakan bahwa harga minyak akan bergantung kepada perkembangan geopolitik yang terjadi dalam lingkaran dari Rusia-Ukraina. Berakhirnya konflik kedua negara tersebut bisa mempengaruhi harga minyak secara signifikan.
“Jika prospek gencatan senjata terus tertunda, pasar akan memperkirakan bahwa minyak Rusia akan tetap terkena sanksi untuk waktu yang lebih lama,” ujar Andrew Lipow.
Dari Amerika Serikat, pemerintah setempat telah mengumumkan bahwa lisensi untuk transaksi energi dengan lembaga keuangan dari Rusia. China di sisi lain juga mulai membatasi impor minyak dari negara tersebut karena khawatir terkena sanksi.
Adapun Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa pasokan minyak global bisa melebihi permintaan sekitar 600.000 barel per hari pada tahun ini. Pertumbuhan pasokan terutama didorong oleh produksi lokal, sementara permintaan global justru lebih lemah dari perkiraan.
Baca Juga: Biar Enggak Kalah Saing, Chevron Sarankan Pengusaha Migas Gunakan AI
IEA juga memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk kuartal terakhir 2024 dan awal 2025. Hal ini tidak terlepas dari ketegangan akibat perang tarif sejumlah negara dengan Amerika Serikat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement