- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Wamen Investasi Sebut Hilirisasi Batu Bara ke DME Bukan Satu-satunya Opsi

Wakil Menteri Investasi/ Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Todotua Pasaribu menyebut konversi batu-bara menjadi Dymethil Ether (DME) bukanlah satu-satunya cara pemerintah untuk memanfaatkan batu bara berkalori rendah.
Lebih daripada itu, batu bara juga bisa dikonversi menjadi produk gasifikasi batubara lainnya yaitu coal to methanol (batubara ke metanol), sebuah bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan bakar atau bahan baku untuk berbagai industri.
”Beberapa korporasi yang sudah melakukan beberapa riset dan melaksanakan coal to methanol di daerah Jawa Barat dulu pernah ada satu plant kecil yang sudah melaksanakan itu sudah bisa stock, sukses,” ucapnya di Jakarta, (18/03/2025).
Baca Juga: Tak Mau Gagal Lagi! Proyek DME Bangkit, Pemerintah Pastikan Keberlanjutan
Untuk diketahui, di tahun 2024 produksi batu-bara RI mencapai 836 juta ton dengan mayoritas merupakan batu-bara termal yang menjadi bahan baku pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Sementara itu, isu hilirisasi batu bara coal to methanol mau pun coal to DME mencuat setelah Pemerintah berkeinginan untuk mengutiliasi batu bara berkalori rendah sebagai produk yang lebih bernilai tinggi.
Baca Juga: Hilirisasi Batu Bara Didanai Danantara, Proyek DME Jadi Prioritas
Selanjutnya, ketika diluncurkannya Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Pemerintah pun berkomitmen untuk mengencangkan lagi komitmen untuk menjalankan proyek tersebut. Untuk Coal to DME saja Pemerintah berani mengalokasikan investasi senilai US$ 11 miliar.
”Masuk kita dalam konteks Danantara, Pemerintah berhadap dengan adanya konsolidasi mengelalui penghematan APBN dan itu juga margin daripada BUMN kita leverage lagi, kita putar lagi. Sepanjang kita hitung bahwa ini investasinya strategic dan bisa mendapatkan margin yang cukup signifikan,” tutup Todotua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement