Kredit Foto: Biro Humas Kemendag RI
Pemerintah Indonesia tengah mengantisipasi kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang berpotensi menaikkan tarif impor terhadap produk dari Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan bahwa pihaknya telah menyusun strategi untuk memastikan kebijakan tersebut tidak merugikan akses pasar Indonesia ke AS.
“Ekspor kita ke Amerika Serikat cukup besar, sementara impor dari mereka tidak terlalu besar. Jadi kita harus jaga agar akses pasar kita tetap aman,” ujar Budi dalam pernyataannya.
Baca Juga: Gedung Putih: Tarif Balasan Trump Akan Tetap Berlaku di 2 April 2025
Indonesia saat ini menempati peringkat ke-15 sebagai penyumbang defisit perdagangan AS, sehingga risiko kenaikan tarif menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Budi menegaskan bahwa selain melindungi ekspor, pemerintah juga tidak ingin mengganggu akses pasar AS ke Indonesia agar hubungan perdagangan tetap stabil.
Baca Juga: Ekonomi Global Diprediksi Melambat, Tarif Trump Akan Jadi Bumerang untuk Amerika Serikat
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa tarif baru AS rencananya akan diumumkan pada 2 April 2025.
Oleh karena itu, pemerintah terus memantau perkembangan kebijakan tersebut serta berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Duta Besar Amerika Serikat, guna memahami kemungkinan dampaknya terhadap Indonesia.
“Sementara ini masih aman, tapi kita tetap waspada. Kemarin kami juga bertemu dengan Dubes Amerika dan sudah diberikan gambaran tentang negara-negara yang berpotensi dikenakan tarif tambahan,” jelasnya.
Budi berharap Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang terkena kenaikan tarif. “Mudah-mudahan kita tidak terkena kenaikan tarif,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement