Wamenpar Ungkap 99 Persen Mahasiswa Poltekpar Lombok Ingin Bekerja di Luar Negeri

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa melakukan Sharing Session bersama Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok, Selasa (25/3/2025).
Dalam dialog tersebut, Wamenpar mengungkapkan 99% mahasiswa Poltekpar Lombok ingin bekerja di luar negeri, dirinya menilai ini sebagai peluang besar, namun juga menekankan pentingnya kesiapan bahasa asing, perizinan, dan perlindungan tenaga kerja.
Baca Juga: Kemenperin Dorong Pengembangan Daya Saing IKM Kosmetik dan Obat Tradisional Tembus Pasar Global
“Tadi disampaikan oleh Bapak Direktur Poltekpar jika 99 persen mahasiswa berkeinginan untuk berkarier di luar negeri, ini sebuah peluang yang baik, dan ketika pengalaman sudah dirasa cukup, segera kembali ke tanah air, untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, itu yang saya harapkan,” kata Wamenpar, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Rabu (26/3).
Namun demikian, ada serangkaian tantangan yang dihadapi dalam penyerapan tenaga kerja lulusan Poltekpar ke luar negeri, di antaranya kendala finansial dalam pengurusan dokumen awal; kemampuan bahasa asing yang masih perlu ditingkatkan; pengurusan izin yang masih dirasa cukup kompleks, hingga masalah perizinan lain termasuk keluarga.
“Oleh karena itu, sharing session yang dilaksanakan di Poltekpar Lombok ini diharapkan bisa memberikan pencerahan bagi mahasiswa, terutama mengenai cara bekerja di luar negeri yang aman serta mendapat perlindungan optimal dari pemerintah. Saya mengajak adik-adik mahasiswa untuk memanfaatkan forum ini sebaik-baiknya, kalau ada pertanyaan jangan ragu untuk disampaikan,” kata Wamenpar.
Poltekpar Lombok sendiri menerapkan kurikulum yang telah berbasis pada standar ASEAN dengan sertifikasi kompetensi BNSP serta pengalaman praktik yang intensif melalui Teaching Industry Learning Centre dan magang di perusahaan atau industri selama 6 bulan hingga 1 tahun.
Menurut hasil Tracer Study 2024, rata-rata masa tunggu lulusan Poltekpar Lombok untuk mendapatkan pekerjaan berkisar 3,5 bulan. Dari total lulusan tiga tahun terakhir, sebanyak 7 persen alumni berhasil terserap ke pasar di luar negeri.
Animo masuk Poltekpar Lombok juga tergolong cukup tinggi, tercatat ada sebanyak 927 pendaftar untuk kuota 360 mahasiswa baru pada 2024.
Pada kesempatan ini, Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menyampaikan, data KemenP2MI menunjukkan pada 2024, jumlah pekerja migran yang ditempatkan sektor hospilatily mencapai 23.152 orang, atau 4,02 persen dari total 297.434 target penempatan.
“Ke depan peluang kerja sektor hospitality di luar negeri akan semakin terbuka dan berkembang. Sehingga penting untuk meningkatkan nilai dan daya saing pekerja migran Indonesia,” kata Wamen P2MI.
Wamen P2MI Christina Aryani mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati terhadap lowongan kerja luar negeri ilegal. Ia mendorong mahasiswa memverifikasi informasi melalui BP3MI NTB dan kanal resmi KemenP2MI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement