Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Kembali Gerak, Ancaman Tarif Mobil Bangkitkan Dolar AS

Trump Kembali Gerak, Ancaman Tarif Mobil Bangkitkan Dolar AS Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali mencatatkan penguatan yang signifikan dalam perdagangan di Rabu (26/3). Pasar valuta asing menyambut baik pengumuman kebijakan tarif impor baru dari AS.

Dilansir dari Reuters, Kamis (27/3), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur nilai greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya tercatat naik 0,33% menjadi 104,56.

Baca Juga: Kebijakan Trump Bikin Pusing Pengusaha Farmasi Amerika Serikat

Kepala Riset Valas G10 dan Strategi Makro Amerika Utara Standard Chartered Bank, Steve Englander mengatakan perhatian pasar tengah tertuju kepada pengumuman tarif impor untuk mobil dari Presiden AS, Donald Trump.

"Semua orang mencoba mencari tahu apa yang akan terjadi dengan tarif ini," kata Steve Englander.

Ia menambahkan bahwa pasar saat ini berusaha menghindari tekanan menyusul kekhawatiran mereka bahwa kebijakan tarif bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi dari AS.

Trump mengatakan bahwa tarif impor kendaraan bisa diumumkan minggu ini, sebelum pengumuman lanjutan soal kebijakan tarif balasan pada 2 April 2025. Ia juga menjanjikan tambahan tarif sektoral sebagai bagian dari kebijakan perdagangan yang lebih luas dari AS.

Adapun Presiden Federal Reserve (The Fed) Minneapolis, Neel Kashkari menyatakan bahwa ia belum yakin apakah tarif akan mempercepat inflasi hingga memerlukan kenaikan suku bunga, atau justru memperlambat pertumbuhan ekonomi sehingga mendorong pemangkasan biaya pinjaman.

Baca Juga: 50 Perusahaan China Masuk Daftar Hitam, Investor Bursa Asia Dihantui Manuver Trump

Presiden The Fed St. Louis, Alberto Musalem memperingatkan bahwa risiko inflasi bertahan di atas target 2% atau bahkan meningkat semakin besar, terutama karena tarif impor yang lebih tinggi dapat memicu kenaikan harga yang lebih persisten.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: