
Industri padat karya seperti tekstil dan pakaian jadi diprediksi makin tertekan menyusul potensi penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat. Ketua Celios Bhima Yudhistira menyebut, kebijakan ini bisa memukul habis order dari brand internasional yang selama ini menggantungkan produksinya di Indonesia.
"Sebagian besar brand internasional yang ada di Indonesia, punya pasar besar di AS. Begitu kena tarif yang lebih tinggi, brand itu akan turunkan jumlah order/ pemesanan ke pabrik Indonesia," kata Bhima kepada Warta Ekonomi, Jum'at (04/04/2025).
Bhima menambahkan, tekanan tidak berhenti di situ. Produk dari negara pesaing seperti Vietnam, Kamboja, hingga China akan makin membanjiri pasar Indonesia. Hal ini seiring upaya mereka mengalihkan pasar akibat tarif tinggi dari AS.
"Sementara didalam negeri, kita bakal dibanjiri produk Vietnam, Kamboja dan China karena mereka incar pasar alternatif," tegasnya.
Kondisi ini berisiko memperburuk tekanan pada industri tekstil dan pakaian jadi yang saat ini sudah mengalami berbagai tantangan, termasuk melemahnya permintaan global dan naiknya biaya produksi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement