
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan tiga strategi utama yang tengah disiapkan untuk menjaga daya saing pasar modal nasional di tengah dinamika global, termasuk kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
“Jangka panjang, kita lihat ada tiga hal,” ujar Iman dalam keterangannya.
Pertama, BEI akan terus mendorong diversifikasi produk, mulai dari structured warrant, Single Stock Futures (SSF), hingga kontrak berjangka instrumen asing melalui KBI. Selain itu, BEI juga tengah mengkaji pengembangan instrumen baru seperti exchange-traded fund (ETF) emas.
Kedua, BEI berfokus pada peningkatan likuiditas dan infrastruktur. Iman menyebut pihaknya menargetkan pengembangan teknologi informasi (IT) pada tahun depan agar kapasitas perdagangan meningkat tiga kali lipat dari saat ini.
“Peningkatan liquidity provider juga sedang kita tinjau. Terus terang, kita sedang diskusi dengan OJK terkait pembukaan domisili di sesi pertama dan kode broker. Ini sedang kita diskusikan dengan OJK, semoga bisa keluar dalam waktu yang singkat,” tuturnya.
Baca Juga: BEI Revisi Aturan Trading Halt dan ARB, Ternyata Ini Alasannya
Ketiga, BEI menekankan pentingnya peningkatan kualitas emiten baru di pasar saham. Strategi ini diwujudkan melalui program lighthouse yang mendorong perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO).
“Kita berusaha makin banyak IPO-IPO yang berkualitas dengan size besar. Ini kita harap makin banyak sehingga investor makin memiliki alternatif investasi, misalnya ketika market turun mereka bisa beli produk-produk derivatif, sehingga pasar kita tetap bergairah,” jelas Iman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement