- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pasar Bergejolak, Investor Wall Street Bimbang Hadapi Kejutan Donald Trump
Kredit Foto: Istimewa
Bursa Amerika Serikat (Wall Street) kembali melemah dalam perdagangan di Selasa (15/4). Pasar kembali bimbang menyusul kembali hadirnya ketidakpastian atas kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Rabu (16/4), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Wall Street. Pasar terus dibayangi oleh ketidakpastian hingga dampak kebijakan tarif.
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): Turun 0,38% ke 40.368,96.
- S&P 500 (SPX): Melemah 0,17% ke 5.396,63.
- Nasdaq Composite (IXIC): Kehilangan 0,05% ke 16.823,17.
Investment Strategist Baird Kentucky, Ross Mayfield mengatakan bahwa kebijakan tarif yang luas namun datang secara tiba-tiba telah memicu gejolak dalam pasar dari AS.
Investor terus dibayangi oleh kekhawatiran akan perang dagang yang bisa menyeret perekonomian ke dalam resesi. Para eksekutif bank baru-baru ini juga memperingatkan bahwa pengeluaran konsumen bisa menghadapi risiko besar jika ketidakstabilan akibat kebijakan perdagangan ini terus berlanjut di AS.
"Earning sejauh ini sebenarnya cukup bagus, tapi pasar saat ini benar-benar terjebak dalam ketidakpastian soal tarif dan perdagangan—dan itu adalah satu-satunya katalis yang benar-benar diperhatikan," kata Mayfield.
Trump dikabarkan juga tengah melanjutkan penyelidikan terhadap impor farmasi dan semikonduktor, sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif pada sektor-sektor tersebut. Hal ini membuat investor khawatir akan tarif baru dari AS.
"Di hari ketika tidak ada katalis yang jelas, pasar jadi bergerak tanpa arah. Dan kita melihat itu terjadi hari ini," tambah Mayfield.
Baca Juga: Datangi Trump, Jepang Desak Penghapusan Penuh Tarif AS
Di sisi teknikal, para analis memperhatikan dengan cermat pergerakan indeks, setelah moving average 50-hari dari S&P 500 turun di bawah moving average 200-hari. Pattern indeks membentuk pola yang dikenal sebagai death cross dimana pola ini sering dilihat sebagai indikasi bahwa koreksi jangka pendek dapat berubah menjadi tren penurunan jangka panjang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement