Kredit Foto: Kerajaan Arab Saudi
Kerajaan Arab Saudi mempererat kemitraan strategis dengan Indonesia di sektor pertambangan dan mineral melalui kunjungan resmi Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef. Kunjungan selama dua hari ini menandai langkah konkret Arab Saudi dalam memperluas ekspansi investasi global, khususnya lewat Manara Minerals.
Manara Minerals merupakan perusahaan patungan antara Saudi Arabian Mining Company (Ma’aden) dan Public Investment Fund (PIF) yang menjadi kendaraan utama investasi luar negeri Arab Saudi di sektor pertambangan. Fokus utama kunjungan ini ialah menjajaki peluang kerja sama jangka panjang, alih teknologi, dan integrasi rantai pasok dengan Indonesia.
Dalam rangkaian pertemuan tingkat tinggi, delegasi Arab Saudi bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan utama industri pertambangan Indonesia, termasuk MIND ID dan PT Vale Indonesia. Pertemuan ini mencerminkan keseriusan Arab Saudi untuk mengamankan pasokan mineral strategis, seperti nikel dan logam penting lain yang krusial untuk transisi energi global.
Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng, MIND ID Sodorkan Proyek EV & Aluminium ke Danantara
Dalam keterangan resmi Kerajaan Arab Saudi yang diterima Warta Ekonomi, Kamis (17/4/2025), Indonesia dipandang sebagai mitra potensial karena memiliki cadangan nikel besar, kebijakan hilirisasi, serta iklim investasi yang pro-industri. Sejak pembatasan ekspor bijih nikel pada 2022, Indonesia semakin diperhitungkan dalam rantai pasok mineral dunia.
Arab Saudi, di sisi lain, tengah memosisikan diri sebagai pusat pertambangan global. Negara itu memiliki potensi cadangan mineral yang belum tergarap senilai USD 2,5 triliun. Sejak 2018, transformasi sektor pertambangan menjadi pilar ketiga ekonomi nasional terus digalakkan melalui reformasi struktural dan peningkatan daya tarik investasi.
Sebagai bagian dari agenda investasi global, Arab Saudi membuka putaran kesembilan penawaran lisensi eksplorasi pada tiga sabuk mineral utama seluas hampir 25.000 km² di kawasan Madinah dan Riyadh. Penawaran ini terbuka bagi investor asing, termasuk dari Indonesia, dengan insentif berupa pendanaan hingga 75% dari biaya modal, kepemilikan penuh, dan akses data geologi detail melalui platform digital Taade’en.
Baca Juga: Menteri Arab Saudi Kunjungi MIND ID Ini yang Dibahas
Kolaborasi antara Indonesia dan Arab Saudi sejalan dengan visi jangka panjang kedua negara yang menekankan diversifikasi ekonomi, penguatan industri hilir, dan keberlanjutan. Peta jalan hilirisasi Indonesia mendukung ambisi Vision 2030 Arab Saudi, termasuk dalam pembangunan ekosistem energi bersih global.
Kunjungan ini juga merupakan tindak lanjut Forum Mineral Masa Depan (Future Minerals Forum/FMF) yang berlangsung Januari lalu. Dalam forum tersebut, Arab Saudi mengumumkan rencana menawarkan lisensi eksplorasi seluas lebih dari 50.000 km² pada 2025. FMF memperkirakan kebutuhan investasi global untuk sektor mineral mencapai lebih dari USD 5,4 triliun hingga 2035, dengan 40% di antaranya berada di negara berkembang.
Arab Saudi turut mengundang Indonesia untuk kembali berpartisipasi dalam FMF ke-5 yang akan digelar Januari 2026. Kerja sama ini diharapkan memperkuat posisi kedua negara dalam ekosistem pertambangan global serta mendukung ketahanan pasokan mineral strategis dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement