Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soroti Efek Kebijakan Trump, Ini Kata The Fed Soal Dua Kali Pemangkasan Suku Bunga di 2025

Soroti Efek Kebijakan Trump, Ini Kata The Fed Soal Dua Kali Pemangkasan Suku Bunga di 2025 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) memberikan sinyal terbaru soal potensi pemangkasan suku bunga menyusul ketidakpastian soal perang tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Presiden Federal Reserve San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa meskipun ia masih mendukung kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, pihaknya mesti berhati-hati dalam mengambil keputusan karena meningkatnya risiko inflasi di AS.

Baca Juga: The Fed Pusing, Ekonomi Amerika Serikat Terancam Langkah Trump

“Melanjutkan penurunan suku bunga secara bertahap tanpa urgensi bereaksi cepat adalah langkah yang tepat,” ujar Daly, dilansir dari Reuters, Senin (21/4).

Daly menyatakan pihaknya bisa saja melakukan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga untuk tahun ini jika inflasi turun lebih cepat dari perkiraan atau pasar tenaga kerja melemah. Namun, ia menekankan bahwa risiko terbesar justru berasal dari potensi inflasi yang terus keluar dari zona target di AS.

“Tantangan utama, tentu saja, adalah bahwa inflasi masih berada di atas target kami dan risikonya lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Konsekuensinya adalah kami mungkin harus mempertahankan kebijakan moneter yang ketat lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya,” jelas Daly.

Ia menambahkan bahwa kemajuan inflasi yang lambat membutuhkan kebijakan moneter yang restriktif. Kondisi ekonomi yang kuat saat ini memberi ruang bagi bank sentral untuk menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai dampak keseluruhan kebijakan dari Trump.

“Kami belum melihat tanda-tanda bahwa pelaku ekonomi menarik diri dan bertahan,” ujar Daly.

Adapun Federal Reserve saat ini mempertahankan suku bunga kebijakan pada kisaran 4,25%-4,50%. Bank sentral secara umum menyatakan bahwa tarif impor kemungkinan akan mendorong inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Trump Naikkan Tarif, Multifinance RI Kena Getahnya

Ketua The Fed, Jerome Powell, juga menyatakan bahwa pihaknya ingin melihat perkembangan nyata dari kebijakan perdagangan dan kebijakan lainnya sebelum mengambil langkah kebijakan selanjutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: