Kredit Foto: Biro Humas Kemendag
Bahkan di tengah dinamika global yang tidak menentu, laporan dari CleanTechnica dan sumber lainnya menunjukkan, proyek hidrogen hijau terus mengalami kemajuan secara global, bahkan ketika ketegangan perdagangan meningkat. Hal ini menandakan bahwa sektor hidrogen relatif terlindungi dari dampak tarif langsung dan semakin dipandang sebagai solusi jangka panjang yang tidak dapat dinegosiasikan dalam upaya dekarbonisasi dunia.
Dalam konteks ini, diversifikasi pasar dan penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasokan global menjadi semakin penting. Negara-negara anggota Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) seperti Jepang dan Korea Selatan, tengah mempercepat transisi energi mereka. Adapun Indonesia berpeluang untuk menjadi mitra utama dalam memasok energi bersih melalui hidrogen hijau.
Indonesia memiliki sejumlah potensi strategis di sektor hidrogen, serta keunggulan unik yang tidak dimiliki oleh negara lain. Pertama, memiliki energi terbarukan yang melimpah, seperti hidro, panas bumi, matahari, dan biomassa. Kedua, kapasitas produksi industri yang telah menghasilkan lebih dari 1,7 juta ton hidrogen abu-abu per tahun. Ketiga, lokasi geografis Indonesia yang strategis di sepanjang rute perdagangan Asia-Pasifik. Keempat, komitmen nasional untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement