Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kredit Perbankan Masih Tumbuh 9,16%, Tapi Ketidakpastian Global Bisa Jadi Sandungan

Kredit Perbankan Masih Tumbuh 9,16%, Tapi Ketidakpastian Global Bisa Jadi Sandungan Kredit Foto: Bank Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan tumbuh sebesar 9,16% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Maret 2025. Meski tetap mencatat pertumbuhan positif, angka ini melambat dibandingkan Februari 2025 yang tumbuh 10,30% (yoy).

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit investasi masih menunjukkan performa tertinggi dibanding segmen lainnya.

“Pertumbuhan kredit investasi masih relatif tinggi, yaitu 13,36% (yoy), sementara pertumbuhan kredit konsumsi dan kredit modal kerja masing-masing tercatat sebesar 9,32% (yoy) dan 6,51% (yoy),” ujar Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual dari Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Baca Juga: Gegara Trump, BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Jatuh ke Bawah 5%

Perry menjelaskan, dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit (lending standard) dan kondisi likuiditas masih memadai. Namun, sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan, baik dari Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun sumber lainnya.

Dari sisi permintaan, sektor industri, pertambangan, dan jasa sosial menjadi penopang utama pertumbuhan kredit. Sementara itu, kontribusi dari sektor konstruksi dan perdagangan masih terbatas.

Selain itu, pembiayaan syariah tercatat tumbuh sebesar 9,18% (yoy), sedangkan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hanya naik 1,95% (yoy).

Baca Juga: Saham Bank BUMN Terbang Berjamaah Usai BI Pertahankan Suku Bunga

“Ke depan, berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan,” imbuhnya.

Seiring peningkatan kredit, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) juga tetap terkendali. Perry menyebutkan, rasio NPL perbankan sebesar 2,22% (bruto) dan 0,81% (neto) pada Februari 2025.

“Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, serta ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga,” urainya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: