Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Klaim Trump Jadi Sorotan, Wall Street Dihantui Ketidakpastian Ekonomi AS

Klaim Trump Jadi Sorotan, Wall Street Dihantui Ketidakpastian Ekonomi AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Amerika Serikat (Wall Street) terpantau stabil bahkan mencatatkan penguatan dalam perdagangan di Jumat (25/4). Pasar mencerna laporan keuangan perusahaan dan mencari tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan dari China-Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Senin (28/4), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Wall Street. Semua indeks utama kompak membukukan kenaikan dalam sesi tersebut:

  • Dow Jones Industrial Average (DJIA): Naik 0,05% ke 40.113,50.
  • S&P 500 (SPX): Menguat 0,74% ke 5.525,21.
  • Nasdaq Composite (IXIC): Melonjak 1,26% ke 17.382,94.

179 perusahaan telah melaporkan kinerja keuangannya mereka dalam Kuartal I. 73% di antaranya mencatatkan hasil yang sukses melebihi ekspektasi pasar. Hal ini menjadikan investor cukup optimistis.

"Kita melihat akhir yang cukup baik untuk minggu yang sangat kuat," kata Chief Executive Officer (CEO) AXS Investments, Greg Bassuk.

China juga dilaporkan telah membebaskan tarif untuk sebagian impor dari AS, Meski demikian, belum, pihaknya membantah klaim telah melakukan negosiasi tarif dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Meski belum jelas, ini menjadi sinyal terbaru bahwa kedua negara ekonomi terbesar dunia tersebut mulai meredakan ketegangan perang dagang yang telah mengguncang pasar dalam beberapa minggu terakhir.

"Awal minggu dimulai dengan sentimen jual yang kuat, namun diikuti oleh rebound yang sangat solid. Ini menjadi minggu yang kuat, dipicu oleh persepsi de-eskalasi dalam perang dagang dengan China," jelas Bassuk.

Saat ini, fokus investor beralih dari laporan keuangan menuju prospek ke depan, terutama terhadap sejumlah proyeksi yang direvisi turun atau bahkan dibatalkan akibat ketidakpastian ekonomi dan penurunan belanja konsumen dari AS.

Baca Juga: Bantah Lakukan Negosiasi Tarif, China Berniat Ungkap Kelakuan Asli Trump

Adapun University of Michigan merilis revisi akhir data sentimen konsumen untuk April 2025. Meski telah direvisi naik, data tersebut tetap berada dalam level terendah sejak Juli 2022. Harapan inflasi pun tetap tinggi, menandakan potensi ketidakpastian ekonomi ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: