Rhenald Kasali Undur Diri, Relawan Prabowo Budi Djatmiko Naik Kelas Jadi Komut Pos Indonesia
Kredit Foto: Pos IND
PT Pos Indonesia (Persero) resmi menunjuk Muhammad Budi Djatmiko sebagai Komisaris Utama menggantikan Rhenald Kasali, yang mengundurkan diri pada 20 April 2025. Informasi ini dikonfirmasi melalui laman resmi PT Pos Indonesia.
Budi Djatmiko, sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen sejak Juli 2024, kini mengambil alih posisi tertinggi di jajaran komisaris perusahaan logistik plat merah tersebut. Budi dikenal sebagai relawan pendukung Presiden Prabowo Subianto pada pemilihan presiden lalu.
Sepanjang kariernya, Budi Djatmiko aktif di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga organisasi kemasyarakatan. Ia merupakan Pendiri dan Ketua Pembina Rumah Yatim dan Tafizh Quran Madani sejak 1997, pernah menjabat sebagai Guru Besar Bidang Inovasi dari Pemerintah Tiongkok pada 2005, dan aktif dalam berbagai organisasi seperti KADIN Jawa Barat dan GAPENSI Kota Bandung. Selain itu, Budi juga menjadi Dewan Pembina Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Barat sejak 2022.
Dalam dunia korporasi, ia pernah menjadi Direktur Utama PT Hafara Indonesia (1999–2005) dan Komisaris Utama di PT Kualitas Nasional Indonesia (1990–2005) serta PT Edu Sarana Informatika (2013–sekarang).
Sementara itu, Rhenald Kasali mengungkapkan alasan pengunduran dirinya setelah empat tahun menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Pos Indonesia. "Saya sudah mengundurkan diri sejak 20 April yang lalu," ujar Rhenald Kasali, yang dikenal sebagai praktisi dan ilmuwan bisnis dari Rumah Perubahan.
Rhenald menjelaskan bahwa selama menjadi komisaris, ia aktif mendorong transformasi PT Pos dari perusahaan jasa pos tradisional menjadi perusahaan logistik modern. Saat ia bergabung, PT Pos menghadapi tantangan berat berupa tekanan arus kas, sumber daya manusia yang usang, serta perubahan perilaku pelanggan. Transformasi yang ia dorong berhasil membawa PT Pos membukukan laba.
Namun, Rhenald mengingatkan bahwa tantangan ke depan masih berat, terutama pada aspek arus kas, peningkatan kualitas SDM, dan penerapan sistem kerja berbasis meritokrasi. "Eksekutif harus bekerja dengan meritokrasi," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa keputusannya mundur juga berkaitan dengan tugas baru yang ia emban di sektor bisnis internasional. "Kami juga tengah menangani perusahaan-perusahaan besar yang skalanya masif dan strategis, jadi perlu konsentrasi tinggi," tutupnya.
Baca Juga: Pos Indonesia Kembali Hadir di Tanah Suci, Layanan Kargo Haji 2025 Siap Bantu 221 Ribu Jemaah
Baca Juga: Gaet Pos Indonesia, Pemprov Lampung Perkuat Akses Layanan Publik
Pengunduran diri Rhenald Kasali menambah daftar ilmuwan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang hengkang dari posisi strategis di BUMN, setelah sebelumnya Chatib Basri dari Bank Mandiri dan Bambang Brodjonegoro dari PT Telkom Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement