Kepercayaan Investor Belum Pulih, Narasi 'Jual Amerika' Terus Membebani Dolar AS
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali melemah dalam perdagangan di Senin (28/4). Pasar tengah menunggu perkembangan lebih lanjut soal data ekonomi hingga kebijakan perdagangan dari AS.
Dilansir dari Reuters, Selasa (29/4) Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang global lainnya turun hingga 98,98.
Baca Juga: Pakar Soroti Fenomena Sell America: Investor Berlomba Jual Obligasi hingga Dolar AS
Direktur Perdagangan Monex, Juan Perez mengatakan bahwa pelemahan dolar terjadi akibat terguncangnya kepercayaan investor terhadap aset-aset dari AS.
Walau Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menunjukkan keterbukaan terhadap pengurangan tarif, tak ada langkah konkret atas hal tersebut dalam pasar.
Ia mengklaim kemajuan dalam pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping. Namun Beijing membantah adanya pembicaraan. Menteri Keuangan Scott Bessent juga tidak mengonfirmasi bahwa negosiasi tarif sedang berlangsung.
"Hari ini ditandai dengan korelasi antara dolar yang melemah dan keraguan yang memengaruhi pasar saham," ujar Perez.
Bessent menyatakan bahwa mitra dagang telah membuat proposal yang sangat baik untuk menghindari tarif, dan kemungkinan besar negara pertama yang menandatangani kesepakatan adalah India.
Terkait China, Bessent menegaskan bahwa semua aspek pemerintahan tetap berhubungan, tetapi menegaskan bahwa beban de-eskalasi ada di China.
Kini investor juga menantikan sejumlah data ekonomi seperti laporan tenaga kerja, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi hingga data dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS.
"Sementara data yang akan dirilis nanti mungkin akan menggerakkan dolar, untuk saat ini kita berada di bawah belas kasihan berita utama tentang perkembangan perdagangan," jelas Perez.
Adapun Federal Reserve (The Fed) telah mengisyaratkan kesiapan untuk memangkas suku bunga jika risiko terhadap pertumbuhan ekonomi semakin nyata. Namun, sebagian besar pejabat bank sentral memilih untuk menunggu dampak tarif terhadap inflasi dan pekerjaan sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
Baca Juga: Bursa Eropa Diprediksi Teruskan Reli, Melunaknya Trump Bikin Investor Optimistis
"Mentalitas 'Sell America' di luar negeri membuat dolar cepat menderita ketika sentimen memburuk," ungkap Perez.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement