Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Masih Seksi di Mata Investor Asing, Kata Rosan

RI Masih Seksi di Mata Investor Asing, Kata Rosan Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah optimistis target realisasi investasi nasional akan terus tumbuh dalam tiga kuartal mendatang, meskipun tantangan di lapangan diakui masih besar.

Optimisme ini didukung oleh kuatnya komitmen investasi, dengan sejumlah proyek strategis yang telah berjalan dan mulai terealisasi. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa realisasi investasi bisa mencapai 30 persen di kuartal I dari total target nasional tahun ini.

“Kami melihat investasi yang telah dikomitmenkan masih sangat baik dan besar. Realisasi bahkan diperkirakan bisa mencapai 30 persen dari total target,” ujar Rosan dalam keterangan pers, Selasa (29/4/2025).

Baca Juga: Indonesia Raih Tambahan Investasi USD 1,7 Miliar dari Korea Selatan

Salah satu proyek strategis yang menopang optimisme pemerintah adalah investasi dari perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huayou. Saat ini, Huayou telah menanamkan modal sebesar 8,8 miliar dolar AS di Indonesia. Rosan menyebut perusahaan tersebut berencana menambah investasi hingga 20 miliar dolar AS dalam waktu dekat, termasuk untuk pengembangan kawasan industri baru di Pomala, Sulawesi.

Selain Huayou, sejumlah investor asing dari negara lain, termasuk Prancis, juga menyatakan minat untuk memperluas investasinya, terutama di sektor hilirisasi industri. Rosan menyatakan minat tersebut menandakan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan menarik bagi investor global.

"Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan investasi menarik di tengah ketatnya persaingan global," imbuhnya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Minta Danantara Tindak Lanjut Investasi Lotte Chemicals di Indonesia

Namun demikian, Rosan tidak menutup mata terhadap sejumlah hambatan di lapangan. Salah satunya ialah perlambatan pertumbuhan investasi, dari 22,1 persen tahun lalu menjadi 15,9 persen di awal 2025. Ia juga menyoroti isu premanisme di beberapa kawasan industri yang dinilai mengganggu kenyamanan investor.

Untuk itu, ia memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian guna menjaga iklim investasi tetap kondusif dan bebas dari intimidasi.

Terkait perubahan regulasi internasional seperti pajak minimum global, Rosan mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mengkaji pemberian insentif baru sebagai pengganti skema tax holiday guna tetap menjaga daya tarik Indonesia di mata investor asing.

“Kami juga terus mendorong agar setiap komitmen investasi segera masuk ke tahap implementasi, karena hanya dengan implementasi nyata, investasi tersebut bisa tercatat sebagai realisasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Rosan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: