Aktivitas Blockchain Melemah, Harga Bitcoin Turun hingga US$95.000

Harga Bitcoin (BTC) terus menurun dalam beberapa hari terakhir, termasuk dalam perdagangan di Minggu (4/5). Namun aset kripto unggulan tersebut masih mampu bertahan dalam kisaran US$95.000.
Platform Analitik Kripto Alphractal menyebut bahwa penurunan harga ini tidak terlepas dari penurunan volume transaksi dan jumlah investor aktif dalam jaringan dari Bitcoin.
Baca Juga: Apple Buka Peluang Pembayaran Kripto, Bitcoin Cs Bisa Segera Digunakan di IOS?
Pihaknya mencatat bahwa pasar kripto saat ini tengah mengalami pergeseran signifikan, di mana harganya tidak lagi terlalu sensitif terhadap aktivitas on-chain seperti sebelumnya.
“Kadang kala kenaikan harga Bitcoin tidak harus disertai dengan lonjakan aktivitas blockchain,” tulis Alphractal, dilansir dari X, Senin (5/5).
Alphractal menyebut pergeseran ini dimulai sejak disetujuinya Bitcoin Exchange-Traded Funds (ETF). Pihaknya mengatakan bahwa sejak itu, arus modal yang datang melalui produk keuangan tradisional lebih memengaruhi harga dari aset kripto dibandingkan penggunaan langsung jaringan blockchain.
Why is interest in the Bitcoin blockchain still low, even with BTC above $95K?
— Alphractal (@Alphractal) May 3, 2025
Despite Bitcoin trading above $95,000, on-chain activity remains surprisingly weak.
Transaction volume and active addresses are still at low levels, even amid market enthusiasm.
Why is this… pic.twitter.com/YTXlJRhXo0
Selain itu, volatilitas pasar yang rendah secara historis turut mengurangi aktivitas perdagangan. Tanpa pergerakan harga yang tajam, para trader cenderung tidak mengambil posisi baru, sehingga aktivitas makin lemah dalam jaringan dari Bitcoin.
Alphractal juga menyebut bahwa spekulasi melalui derivatif dan instrumen keuangan lainnya telah membantu menjaga harga dari Bitcoin. Meski dmeikian, adopsi penggunaan harian dan permintaan praktis terhadap jaringan tetap terbatas.
Pihaknya juga menegaskan bahwa isu ketidakpastian makroekonomi global sebagai faktor yang membuat investor memilih bersikap hati-hati dalam memasuki pasar dari Bitcoin.
Alphractal juga memperingatkan soal adanya volume perdagangan yang diduga artifisial dalam bursa kripto utama. Hal tersebut dapat menciptakan kesan aktivitas pasar yang kuat padahal tidak didukung oleh penggunaan jaringan secara nyata.
Baca Juga: Kevin O’Leary: Masa 'Wild West' Kripto Sudah Berakhir, Bitcoin Cs Akan Jadi Sektor Ekonomi Ke-12
“Beberapa volume di bursa mungkin dilebih-lebihkan, menciptakan kesan keliru tentang aktivitas pasar,” jelas Alphractal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement