Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Sebut Beberapa Negara Bisa Kena Tarif Permanen

Trump Sebut Beberapa Negara Bisa Kena Tarif Permanen Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut bahwa pihaknya tengah melakukan negosiasi seputar kebijakan dagang, namun pasar menyoroti adanya kemungkinan perang dagang yang panjang.

Trump mengatakan bahwa kesepakatan soal tarif bisa diumumkan dalam waktu dekat. Hal ini memberikan sedikit kelegaan soal de-eskalasi perang dagang. Namun, ia tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian tarif akan dibuat bersifat permanen.

Baca Juga: Lampu Hijau De-eskalasi, China Pertimbangkan Keluhan Trump Demi Muluskan Negosiasi

“Tidak, saya tidak akan mencabutnya begitu saja, karena kalau orang berpikir tarif akan dicabut, mengapa mereka mau membangun pabrik di Amerika?” tegas Trump, dilansir dari Reuters, Selasa (6/5).

Ia juga kembali menepis kekhawatiran terkait penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) Kuartal I AS. Menurutnya, hal tersebut adalah salah presiden sebelumnya yakni Joe Biden.

Namun di sisi lain ia mengklaim semua tanda-tanda kekuatan ekonomi adalah hasil dari kebijakan dirinya dengan menyebut pemerintahannya berhasil menurunkan harga energi dan bensin, serta mulai membalikkan defisit perdagangan AS.

“Sebagian memang benar sekarang. Dan saya sungguh-sungguh dengan ini: bagian baik dari ekonomi itu ekonomi Trump, dan bagian buruknya adalah ekonomi Biden, karena dia melakukan pekerjaan yang buruk,” kata Trump.

Trump juga meremehkan kenaikan harga barang yang berasal dari efek perang tarif dengan China. Ia mengatakan bahwa rakyatnya tidak perlu banyak barang murah dari Beijing.

Baca Juga: Untuk Investor Global, Ini Kunci Warren Buffett Melawan Efek Kebijakan Trump

Baca Juga: Trump Sebut Film Asing Mengancam AS, Umumkan Tarif Khusus 100%

“Saya hanya mengatakan mereka tidak perlu punya 30 boneka, mereka bisa punya tiga. Mereka tidak perlu punya 250 pensil. Lima saja cukup,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: