Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian ESDM Ungkap Alasan Harga Emas Terus Meroket

Kementerian ESDM Ungkap Alasan Harga Emas Terus Meroket Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga emas dunia terus mengalami lonjakan signifikan. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengungkapkan bahwa kenaikan ini terjadi seiring menurunnya kepercayaan global terhadap salah satu mata uang utama dunia.

"Ini bisa jadi karena tingkat kepercayaan dunia terhadap salah satu mata uang mulai menurun dan kemudian diinvestasikan ke tabungan berupa emas," ujar Tri dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Baca Juga: Bank Dunia Sebut Harga Emas Bakal Makin Mahal, Logam Industri Malah Keok

Tri menjelaskan bahwa sekitar 70 persen emas di dunia digunakan sebagai cadangan devisa negara, sementara hanya 30 persen yang benar-benar beredar di pasar. Kondisi ini menyebabkan pasokan emas terbatas dan mendorong harga naik tajam.

"Karena emas itu sebetulnya 70 persen itu menjadi cadangan devisa, yang diperdagangkan di pasar itu hanya 30 persen sebetulnya. Nah ini emas itu bahkan sekarang sudah di atas US$3.200, sudah US$3.400 atau US$3.500 per troy ounce. Artinya per gramnya bisa jadi mendekati 2 juta per gram," tambahnya.

Baca Juga: Dari Nikel ke Emas, Produksi Mineral Nasional Kompak Turun!

Sementara itu, laporan terbaru Bank Dunia yang dirilis April 2025 menyebutkan bahwa harga logam mulia, termasuk emas dan perak, diperkirakan tetap tinggi, bahkan setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada 2024.

Bank Dunia memproyeksikan harga emas akan tetap lebih dari 150 persen di atas rata-rata periode 2015–2019 pada tahun 2025 dan 2026. Emas dinilai sebagai alat lindung nilai (hedging) yang efektif di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Tak hanya emas, harga perak juga diperkirakan menguat. Meski konsumsi industri terhadap logam tersebut menurun, fungsinya sebagai pelindung nilai tetap menjaga permintaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: