Kredit Foto: Istimewa
Di Indonesia, Acer dikenal luas sebagai salah satu merk laptop atau personal computer. Bukan hanya laptop Acer sendiri merupakan perusahaan produsen beberapa produk elektronik lain seperti LCD, Desktop, Monitor bahkan perangkat game.
Acer didirikan pada tahun 1976 oleh Stan Shih yang dibantu oleh sang istri Carolyn Yeh serta beberapa temannya. Latar belakang Stan Shih sendiri tak cukup gemilang, ia lahir di keluarga sederhana saat Jepang masih menduduki wilayahnya saat itu. Shih sendiri berasal dari daerah Changhua di Taiwan. Ia pun menghabiskan masa kecilnya dengan membantu ibunya yang merupakan single parent untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Stan Shih merupakan seorang lulusan dari Universitas Nasional Jiao Tong. Ia meraih gelar sarhana dan magisternya di jurusan Teknik Elektro. Setelah lulus kuliah ia kemudian bekerja sebagai insinyur desain di Qualitron Industrial Corp. Kemudian ia memutuskan untuk membangun perusahaannya sendiri bernama Multitech International dengan investasi awal sekitar $25.000.
Dengan dibantu empat rekannya, perusahaan milik Shih ini mulai merakit konsol elektronik dan kemudian berkembang menjadi distributor semikonduktor. Hingga pada tahun 1987, Multitech International berganti nama menjadi Acer. Dalam bahasa Latin sendiri, Acer berarti "tajam".
Perusahaan ini kemudian memproduksi PC berbasis mikroprosesor Intel 386 hanya satu bulan setelah Compaq, yang pada waktu itu merupakan produsen PC nomor satu di dunia, mengeluarkan PC berbasis mikroprosesor yang sama.
Baca Juga: Suksesnya Irene Ursula Membangun Somethinc hingga Masuk Fortune Indonesia 40 Under 40
Perusahaan besutannya ini berkembang pesat hingga pada tahun 1990an Acer menjadi sebagai salah satu merek besar di dunia dalam industri elektronik dan mampu bersaing dengan perusahaan raksasa di Jepang yakni NEC dan Toshiba. Acer bahkan tak ragu untuk bersaing dengan produk asal Eropa dan Amerika seperti Dell dan Hewlett-Packard (HP).
Seiring berjalannya waktu, Stan Shih justru menggemparkan publik ketika ia memutuskan untuk pensiun pada tahun 2004 dimana saat itu Acer sedang berkembang sangat baik.
Hal ini sempat mendapat sorotan karena keputusan Shih ini tidak sesuai dengan budaya China dimana biasanya orang Tionghoa akan terus bekerja sampai di titik darah penghabisan. Namun usia Shih justru memutuskan untuk pensiun dini di usia 60 tahun.
Namun Shih tak menggubris itu, ia percaya bahwa perusahaannya justru memerlukan pemimpin baru yang lebih muda dan lebih mampu untuk mengembangkan perusahaan sesuai dengan kemajuan teknologi terkini.
Baca Juga: Cerita Sukses Reza Nurhilman Membangun 'Maicih' Keripik Pedas Fenomenal
Meskipun menjadi konglomerat Taiwan, Stan Shih dan istrinya dikenal memiliki kehidupan sederhana, Shih dan keluarga tetap memegang gaya klasik khas Taiwan, santai, lurus, kuat, dan lucu.
Kini, Acer yang didirikan oleh Stan Shih berhasil bersandar menjadi salah satu merk top elektronik terutama dalam bidang notebook. Acer Group yang berkantor pusat di Kota Sijhih, Taipei ini mampu meraup keuntungan mencapai $12,9 miliar dollar AS pada tahun 2002. Kesuksesannya terus berlanjut pada tahun 2017, dimana Acer mampu mendaftarkan 380 paten dan hal itu Acer masuk ke posisi lima teratas di Taiwan dalam hal paten baru.
Produk dari Acer Group yang didirikan Stan Shih kini sudah tersebar ke 160 negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement