Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Asia Kompak Menguat, Pasar Tak Sabar Nantikan Pertemuan China-AS

Bursa Asia Kompak Menguat, Pasar Tak Sabar Nantikan Pertemuan China-AS Kredit Foto: Unsplash/Denise Chan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia kembali menguat dalam perdagangan di Rabu (7/5). Pasar menyambut baik kabar terbaru dari upaya de-eskalasi perang dagang yang dilakukan oleh China dan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Kamis (8/5), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Hampir semua indeks utama mencatatkan kenaikan:

  • Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,13% ke 22.691,88.
  • CSI 300 (China): Naik 0,61% ke 3.831,63.
  • Shanghai Composite (China): Naik 0,8% ke 3.342,66.
  • Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,14% ke 36.779,66.
  • Topix (Jepang): Naik 0,31% ke 2.696,16.
  • Kospi (Korea Selatan):Naik 0,55% ke 2.573,80.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,13% ke 722,81.

Pasar menyoroti rencana pertemuan dari China-AS. Dua negara tersebut akhirnya sepakat untuk membahas isu perdagangan dan ekonomi yang diperkirakan kuat akan juga menyinggung soal kebijakan tarif yang diterapkan kedua belah pihak kepada satu sama lain.

Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini menyambut hal tersebut dengan memutuskan untuk tak merubah kebijakan suku bunganya meski mendapatkan desakan agar hal tersebut diturunkan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Sementara Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mengantisipasi pertemuan tersebut dengan meluncurkan langkah stimulus dengan menurunkan rasio cadangan wajib perbankan sebesar 50 basis poin serta memangkas suku bunga kebijakan sebesar 10 basis poin untuk mendukung sektor-sektor industri utama yang terkena dampak kebijakan tarif.

Di sisi lain, sejumlah investor global terlihat mulai mengurangi eksposur pada dolar dan memindahkan aset kembali ke pasar domestik masing-masing negara asal.

Baca Juga: China Akui Kebijakan Trump Pengaruhi Aliran Investasi ke Beijing

"Kami melihat adanya pergeseran yang jelas dalam hubungan perdagangan normal dengan pelemahan dolar AS. Pelemahan korelasi ini menunjukkan investor mulai mengurangi eksposur terhadap dolar dan merepatriasi modal ke pasar asal mereka," ujar Global Head of Forex Strategy Union Bancaire Privée, Peter Kinsella.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: