
Sebagian besar bisnis batu bara selalu sukses melahirkan konglomerat yang tajir melintir, salah satunya adalah Kiki Barki. Ditambah lagi Indonesia yang menjadi salah satu penyedia batu bara terbesar di dunia membuat banyak warga negara yang ingin terjun ke bisnis satu ini.
Kiki Barki pria kelahiran Hokchia, Tiongkok, 1 Januari 1940 ini menjadi salah satu penguasa bisnis batu bara. Pada tahun 1995, Ia memulai perjalanan bisnisnya di industri batubara dengan mendirikan PT Asia Antrasit.
Di tahun 2000, PT Mahakam Sumber Jaya anak perusahaannya dari PT Harum Energy, Kiki Barki berhasil memperoleh konsesi tambang batubara di Kalimantan Timur dengan luas lebih dari 20.000 hektare.
Sejak itu, PT Harum Energy berkembang lebih pesat hingga memiliki lima perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur dan satu konsesi tambang nikel di Maluku Utara.
Kemudian pada tahun 2007 namanya berubah menjadi PT Harum Energy Tbk. Perubahan nama ini juga diiringi dengan harapan bahwa PT Harum Energy Tbk tidak hanya menjadi produsen batu bara namun juga mampu melebarkan sayapnya di sektor energi dan mineral lainnya.
PT Harum Energy pun semakin berkembang dan pada 6 Oktober 2010 berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten HRUM.
Sesuai dengan visi perusahaannya, Kiki Barki kemudian melebarkan sayapnya ke tambang nikel lewat Harum Energy. Pada tahun 2020, Perusahaannya tersebut mempu mengakuisisi saham tambang nikel Australia, Nickel Mines Limited.
PT Harum Energy dikabarkan membeli 68,53 juta saham atau 3,22 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Perusahaan Kiki Barki sampai mengeluarkan 34,26 juta dollar Australia untuk membeli sebagian saham Nickel Mines Limited.
PT Harum Energy pun semakin berkembang dan memiliki banyak anak perusahaan diantaranya adalah
-
PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ): Beroperasi di sektor pertambangan batu bara.
-
PT Harum Nickel Perkasa (HNP): Bergerak di bidang investasi dan saat ini berfokus pada usaha di bidang pertambangan, pengolahan dan pemurnian nikel.
-
PT Santan Batubara (SB): Terlibat dalam kegiatan pertambangan batu bara.
-
PT Layar Lintas Jaya (LLJ): Bergerak di bidang pengangkutan dan pelayaran.
-
PT Bumi Karunia Pertiwi (BKP): Berfokus pada pertambangan dan pengolahan nikel.
-
PT Harum Nickel Industry (HNI): Bergerak di bidang usaha investasi, terutama pada bidang pertambangan, pengolahan dan pemurnian nikel.
-
PT Position (POS): Salah satu portofolio usaha nikel Harum Energy yang dimiliki melalui PT Tanito Harum Nickel (THN). THN mengakuisisi 51 persen saham dalam POS pada tahun 2021.
-
PT Karya Usaha Pertiwi (KUP): Bergerak di sektor pertambangan dan pengolahan nikel.
-
PT Tanito Harum Nickel (THN): Terlibat dalam pertambangan dan pengolahan nikel.
-
PT Infei Metal Industry (IMI): Bergerak dalam bidang pengolahan dan pemurnian nikel. IMI merupakan salah satu portofolio usaha nikel HE yang dimiliki melalui THN.
-
PT Tambang Batubara Harum (TBH): Beroperasi di sektor pertambangan batu bara.
-
Harum Energy Australia Ltd, anak perusahaan yang berbasis di Australia, fokus pada investasi dan pengembangan pertambangan.
-
Harum Energy Capital Ltd ( HECL ): Berperan dalam manajemen keuangan dan investasi.
-
Harum Asia Capital Pte Ltd (HAC): Anak perusahaan yang berbasis di Singapura, bergerak di bidang investasi dan pendanaan.
Selain Harum Energy, Kiki Barki juga mempunyai perusahaan tambang batu bara yang dikelola secara pribadi, PT Tanito Harum.
Sempat tujuh tahun absen dari daftar orang terkaya versi Forbes pada tahun 204, Nama Kiki Barki kini muncul kembali sejak tahun 2021 dengan total kekayaan naik berkali-kali lipat hingga tembus US$1,6 miliar atau sekitar Rp22,8 triliun.
Baca Juga: Cerita Liang Wenfeng, dari Desa Kecil Mengguncang Dunia Lewat DeepSeek
Baca Juga: Suksesnya Bachtiar Karim Sang Penerus Perusahaan Sawit Musim Mas, Produsen Minyak Sunco
Kiki Barki tercatat sebagai orang Indonesia terkaya 2024 urutan ke-42 versi Forbes dengan total kekayaan sebesar $1.3 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement