Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antusias dan Fasih Berbahasa Asing, Mahasiswa President University 'Unjuk Gigi' di Seminar Konstruksi Boediman Widjaja

Antusias dan Fasih Berbahasa Asing, Mahasiswa President University 'Unjuk Gigi' di Seminar Konstruksi Boediman Widjaja Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebanyak 28 mahasiswa President University turut ambil bagian pada Seminar Nasional Bidang Konstruksi yang diselenggarakan oleh portal berita INDUSTRY.co.id, didukung PT Jababeka Tbk. serta President University, dengan menghadirkan pembicara utama Boediman Widjaja, CEO JOE Green Group, pada Kamis (15/5/2025) di President Lounge, Jakarta.

Salah satu yang menyedot perhatian ratusan peserta adalah Hans Perdana Wijaya, mahasiswa Arsitektur President University angkatan tahun 2023.

Dengan lugasnya, ia melontarkan pertanyaan menggunakan bahasa Inggris kepada Boediman Widjaja, bos JOE Green Group.

Hans bertanya terkait beton yang dibuat dengan Ligra: apakah bisa didaur ulang untuk dijadikan agregat bagi beton yang baru? Dan apakah kualitas beton hasil daur ulang dari beton yang menggunakan Ligra tersebut sebagai agregat memiliki kualitas yang sama dengan beton sebelumnya.

"Sebagai mahasiswa arsitektur, mengetahui perkembangan material bangunan sangat penting untuk keep up dengan teknologi konstruksi terbaru. Sektor konstruksi berkontribusi sangat besar sebagai salah satu penghasil karbon tertinggi. Produksi semen menjadi kontributor terbesar di sektor industri. Oleh karena itu, cara apa pun untuk mengurangi penggunaan semen akan sangat berpengaruh bagi lingkungan," kata Hans.

"Dengan adanya lightweight material seperti JOE Green dan LIGRA, penggunaan semen dapat ditekan sehingga dampak terhadap lingkungan juga berkurang. Bahan pembuatan JOE Green dan LIGRA juga sangat ramah lingkungan karena terbuat dari limbah. Hal-hal ini sangat mendukung aspek keberlanjutan pada konstruksi," lanjut Hans.

Di kesempatan yang sama, Melani Fera Ayulia dari Jurusan Teknik Lingkungan President University angkatan 2024 menyampaikan bahwa motivasinya mengikuti seminar Boediman Widjaja karena dirinya ingin belajar melalui cerita bos JOE Green Group tersebut mengenai teknologi mengolah limbah menjadi sebuah material hijau bernilai tinggi.

Baca Juga: Cerita Para Mahasiswa Arsitektur President University Sudah Diterima Bekerja Sebelum Lulus Berkat Kurikulum Berbasis Industri

"Hal ini selaras dengan jurusan saya, yaitu Teknik Lingkungan di President University. Saya ingin sekali dapat mengolah limbah menjadi sesuatu yang lebih berharga seperti yang Pak Boediman lakukan. Dari situ, saya termotivasi untuk mengikuti acara seminar Boediman Widjaja," ujar Melani.

Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa kuliah di Fakultas Engineering President University memiliki banyak keunggulan.

"Saya senang dengan sistem pembelajarannya yang diperbarui setiap tahunnya, yang adaptif dengan kebutuhan industri atau industry standard. Kami juga memiliki mata kuliah Economic Survival, di mana setiap jurusan mengembangkan proyek nyata yang selinier dengan jurusannya, yang nantinya dapat dijadikan ide bisnis dan dipamerkan pada akhir semester dua," ujarnya.

Adapun beberapa proyek nyata yang telah dikerjakan antara lain: Teknik Elektro membuat drone pengantar paket, Teknik Sipil mengolah limbah plastik menjadi paving block, Teknik Mesin merancang panel surya sebagai pembangkit listrik, Teknik Industri menciptakan sepatu multifungsi yang juga bisa menjadi sandal, dan Teknik Lingkungan mengolah kulit pisang serta cangkang telur menjadi makanan bernilai ekonomis.

"Selain itu, kami kuliah dengan sistem 2+1: dua tahun fokus belajar di kampus dan satu tahun terakhir disiapkan untuk magang di industri, agar siap terjun langsung ke dunia kerja. Ini menjadi suatu keunggulan yang berbeda dari kampus lainnya," ungkap Melani.

Yosef Barita Sar Manik, S.T., M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Teknik President University, mengungkapkan bahwa Seminar Nasional dengan tema Inovasi Limbah Menjadi Bahan Baku Beton ini merupakan kesempatan istimewa bagi para mahasiswa President University.

Terlebih, President University adalah sebuah perguruan tinggi yang mengedepankan inovasi dan entrepreneurship.

"Kita mengajak mahasiswa kita di sini, pertama, untuk mempelajari secara teknis apa inovasi baru yang dihasilkan dari kegiatan yang dibuat oleh perusahaan JOE Green dari Singapura ini, dalam konteks spesifikasi teknis, tantangan-tantangan yang dihadapi, kekurangan dan kelebihannya. Nah, dari poin pertama ini, mahasiswa dapat mempelajari hal baru terkait dengan material bahan baku bangunan dari limbah," ungkap Yosef.

Yang kedua, lanjut Manik, selain mengenai inovasi terhadap teknis materialnya sendiri, para mahasiswa juga mempelajari aplikasi dari material ini dalam konteks konstruksi yang nyata.

"Nah, tadi dipaparkan bagaimana di Singapura banyak gedung-gedung yang telah menggunakan bahan baku ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya," ungkap Yosef.

Doktor lulusan Harvard University ini juga mengungkapkan adanya Fakultas Art, Design & Architecture (FADA) di President University, yang di dalamnya ada juga mahasiswa dari arsitektur, mahasiswa design interior, dan juga visual communication design.

Menurutnya, dengan mahasiswa yang terpapar dengan bentuk-bentuk arsitektur dan design interior yang dipaparkan oleh pemateri Boediman Widjaja, mereka mempelajari bagaimana mereka mengaplikasikan ini dalam design-design yang nantinya akan mereka buat.

"Mereka mendapat ide baru, 'Oh, begini ternyata desain bangunan, gedung, interior yang nanti bisa menggunakan bahan material dari bahan limbah'," ujarnya.

Yang ketiga, lanjut Yosef, secara umum, para mahasiswa President University dapat belajar bagaimana seorang Boediman Widjaja merintis usahanya di Singapura ketika krisis ekonomi di Indonesia dan mengubah karier dari distributor IT menuju ke bisnis inovatif seperti yang diusung oleh JOE Green.

"Nah, ini secara umum juga memberikan gambaran bagi mahasiswa President University untuk entrepreneurship. Jadi banyak hal-hal yang sifatnya peluang-peluang bisnis, entrepreneur. Jadi semua jurusan, tidak hanya tadi teknik atau engineering dan art and design, tapi semua jurusan. Kita juga ada dari IT, ada juga dari manajemen yang juga mempelajari bagaimana entrepreneurship itu bisa ditumbuhkan dari kreativitas. Minimal tiga hal ini yang dipelajari oleh mahasiswa tadi," ucapnya.

Dengan mengikuti Seminar Nasional ini, Manik berharap para mahasiswa mampu menyerap ilmu yang telah diberikan, menginspirasi baik secara langsung terhadap teknologi maupun secara tidak langsung dalam entrepreneurship secara umum. Dirinya juga berharap seminar ini bisa menjadi peluang untuk kolaborasi antara President University sebagai sebuah institusi pendidikan dan institusi riset dan inovasi dengan perusahaan tersebut.

"Sehingga terjadilah kerja sama riset-riset di kemudian hari yang bisa sifatnya saling menguntungkan. Contohnya, bagaimana riset dari President University, baik mahasiswa maupun dosen, nanti bisa meningkatkan kualitas dan keterserapan pasar dari produk tersebut dan juga mungkin bisa menumbuhkan inovasi yang baru yang menjadi pengembangan dari ini," katanya.

Sementara itu, Boediman Widjaja mengapresiasi kehadiran para mahasiswa President University dalam Seminar Nasional yang juga turut menghadirkan SD Darmono, President Director PT Jababeka Tbk.

Baca Juga: Cerita Felicia Putri Tjiasaka, Alumni President University Asal Pontianak yang Kini Diterima di Harvard University

"Saya bangga dan mengapresiasi antusiasme dari para mahasiswa President University yang turut hadir dalam acara Seminar Nasional ini. Semoga apa yang telah saya sampaikan dapat memberi insight bagi para mahasiswa yang hadir," ungkap Boediman Widjaja.

Adapun Dekan Fakultas Art, Design and Architecture (FADA) President University, Dr. Agus Canny, MA, M.Sc., menambahkan bahwa para mahasiswa di President University tidak hanya belajar terkait teori di kelas, namun praktik terbaik di luar kelas.

"Mahasiswa kami didorong selalu aktif mengikuti conference, seminar di dalam dan luar negeri. Jadi, selain mereka mendapat ilmu dari praktisi, mereka juga berkesempatan untuk membangun networking di bidang atau jurusan yang mereka geluti," tandas Agus.

Sekadar informasi, melalui tangan dingin Boediman Widjaja, CEO JOE Green Group, bangunan-bangunan gedung megah di Singapura dibangun menggunakan material dengan bahan limbah tambang.

Karya Boediman membentang di ribuan proyek prestisius di Singapura, Malaysia, hingga Asia Tenggara.

Di tangannya, limbah berhasil disulap menjadi material hijau bernilai tinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: