President University Sabet Peringkat Dunia di WURI 2025, Bukti Komitmen Inovasi dan Kewirausahaan
Kredit Foto: Ist
President University kembali mencatatkan prestasi membanggakan di kancah internasional dengan meraih pengakuan bergengsi pada ajang World University Rankings for Innovation (WURI) 2025. Ajang ini diorganisir oleh IPS Switzerland dan diprakarsai oleh Hanseatic League of Universities (HLU) sejak 2018, sebagai salah satu barometer kampus inovatif dunia.
Tahun ini, WURI melakukan pemeringkatan terhadap 1.350 perguruan tinggi dari berbagai negara, melalui metode peer review yang melibatkan 203 pimpinan perguruan tinggi ternama. Proses seleksi yang ketat ini menempatkan hanya kampus-kampus dengan terobosan dan kontribusi nyata di posisi teratas.
Hasilnya, President University berhasil menduduki peringkat pertama dunia pada kategori Entrepreneurial Spirit, sekaligus meraih peringkat kedua dunia untuk kategori Crisis Management dan Infrastructure and Technologies. Capaian ini mempertegas reputasi President University sebagai salah satu institusi pendidikan yang konsisten berinovasi dan mencetak pemimpin masa depan.
Baca Juga: President University Gelar Resume & LinkedIn Expo, Bekali Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja
Selain pencapaian pada kategori-kategori utama tersebut, President University juga berhasil masuk dalam daftar Global Top 400 Innovative Universities, dengan menempati peringkat ke-220 dunia.
"Posisi ini menunjukkan pengakuan global terhadap kontribusi President University dalam menciptakan inovasi yang relevan dan berdampak," kata Rektor President University, Handa S. Abidin, Selasa (12/8/2025).
Membangun Jiwa Entrepreneur
Sejak awal didirikannya President University, visi yang dijunjung tidak pernah berubah, salah satu diantaranya yakni membangun pemimpin-pemimpin yang memiliki jiwa kewirausahawan (entrepreneurship).
Hal ini sudah diintegrasikan oleh President University ke sistem pembelajaran mulai dari tahun pertama hingga tahun terakhir untuk mempersiapkan generasi pemimpin yang siap untuk bertahan di berbagai situasi.
Pada tahun pertama, salah satu program pembelajaran yang telah diterapkan oleh President University beberapa tahun terakhir adalah program Economic Survival.
Program Economic Survival merupakan salah satu kelas wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa tahun pertama di President University.
Dalam program tersebut, para mahasiswa tahun pertama memiliki 2 pilihan, yakni Internship Experience atau Startup Building Program.
Mereka dapat memilih untuk melatih kemampuan mereka melalui berbagai program magang di beberapa unit bisnis President University atau membangun usaha mereka sendiri dengan rekan-rekan mereka yang secara keilmuan terkait dengan program studi masing-masing mahasiswa.
Sebagai contoh, beberapa kelompok mahasiswa Faculty of Computer Science menciptakan startup Zenmon-Program Artificial Intelligence yang dapat menganalisa dan menghitung kalori suatu makanan, mahasiswa Faculty of Engineering menciptakan startup Automatic Warning System for Flood, dan mahasiswa Faculty of Business menciptakan startup Veggie Chill Ice Cream—es krim berbahan dasar sayuran segar dan sehat.
Tahap terakhir kuliah Economic Survival ini adalah para mahasiswa wajib untuk membuat kegiatan sosial berdampak yang juga wajib untuk terkait dengan keilmuan program studi para mahasiswa.
Tahun ini ada 185 grup yang melaksanakan berbagai social project. Beberapa diantaranya ada Scammy Ladder—platform permainan edukasi digital untuk menghindari praktek scam—dari mahasiswa dari program studi Sistem Informasi, Literaksi— upaya meningkatkan literasi dan membangun kebiasaan membaca—dari mahasiswa program studi Komunikasi, dan Pertanian Berkelanjutan di Desa Hegarmanah dari mahasiswa program studi Agribisnis.
Keterkaitan pendidikan kewirausahaan dengan keilmuan program studi ini memberikan warna lain di mana kewirausahaan tidak hanya diimplementasikan secara maksimal pada fakultas bisnis namun juga pada seluruh fakultas yang tersedia pada President University.
Selain program Economic Survival, President University juga memiliki inkubator dan akselerasi bisnis—SetSail BizAccel—yang senantiasa mendukung para mahasiswa yang ingin untuk membangun dan mengembangkan startup mereka sendiri.
Bersama dengan SetSail BizAccel, para mahasiswa yang ingin mendirikan startup mereka sendiri, akan dibimbing untuk mengembangkan ide-ide mereka menjadi bisnis yang nyata melalui berbagai program.
Salah satu program unggulan adalah Ready SetSail, sebuah inisiatif inkubasi bisnis yang komprehensif untuk mendukung pengembangan startup di berbagai sektor, yang dapat diikuti oleh para mahasiswa President University mulai tahun kedua.
Ready SetSail ini diimplementasikan pada Fablab Jababeka, sebuah Industrial Estate Innovation Hub yang diprakarsai oleh President University dengan Jababeka Group yang memiliki lebih dari 1000 mitra perusahaan baik nasional maupun internasional.
Melalui Ready SetSail, mahasiswa mendapatkan akses ke berbagai sumber daya seperti akses ke berbagai workshop, peluang networking, wawasan industri, dan expert mentoring, yang membantu mereka mengembangkan critical business skills.
Program ini tidak hanya menumbuhkan budaya inovasi dan kewirausahaan, tetapi juga memberikan pengalaman praktis yang mempersiapkan mahasiswa untuk bersaing dan sukses di dunia nyata.
Selain Ready Setsail, Setsail juga memfasilitasi program bootcamp mahasiswa di mana para mahasiswa terlibat pada proyek inovasi sejumlah perusahaan asing dan startup dari luar negeri dari beberapa negara seperti USA, Qatar, Perancis, dan Portugis.
Tidak hanya program bootcamp, SetSail juga mengadakan beberapa rangkaian hackathon untuk memperkuat kemampuan mahasiswa.
Hackathon ini merupakan salah satu bentuk kompetisi dimana para peserta akan bergabung dengan peserta lainnya dari negara yang berbeda untuk membangun suatu rangkaian bisnis dalam waktu yang singkat.
Berkolaborasi dengan rekan-rekan internasional seperti INTI International University (Malaysia), UNITAR International University (Malaysia) di fasilitas Fablab Jababeka, dan Chung-Ang University (Korea Selatan), President University telah mengadakan beberapa sesi hackathon internasional di fasilitas Fablab Jababeka (Golden Code Hackathon) serta Tanjung Lesung Resort (BeachHacks!) yang dapat memperluas cara pikir para peserta dan melatih kegigihan mereka saat bekerja dibawah tekanan.
SetSail juga memfasilitasi mahasiswa yang tertarik untuk mengembangkan startup mereka sendiri atau mengembangkan usaha orang tua mereka sebagai family business.
Pada tahun ketiga, mahasiswa yang berminat mengembangkan startup akan mengambil internship di perusahaan startup untuk mempelajari lanskap startup secara langsung lalu kemudian mulai untuk membuat startup sendiri setelah internship tersebut selesai.
Mahasiswa yang ingin mengembangkan perusahaan keluarganya akan difasilitasi untuk melakukan inkubasi family business bersama orang tua mereka dengan dibimbing oleh para faculty member dan mentor praktisi yang sudah berpengalaman di bidangnya.
Kesuksesan dari program ini dapat dilihat langsung melalui berbagai dana hibah yang berhasil diterima oleh start-up para mahasiswa. Keberhasilan mereka tidak hanya terbatas di ajang bergengsi lokal, namun juga internasional.
Menanggapi hal tersebut, Ruhmaya Wathoni selaku Head of SetSail pun ikut angkat suara.
Menurutnya apa yang telah dilakukan oleh SetSail saat ini, akan terus menjadi inspirasi untuk generasi-generasi berikutnya.
"Dengan dukungan dari SetSail, banyak mahasiswa yang menjadi lebih berani untuk berinovasi. Setiap angkatan baru jadi bukti komitmen Ready SetSail untuk terus mendukung kreativitas dan menciptakan masa depan di mana semangat berwirausaha dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” ujar Ruhmaya Wathoni.
Mengajarkan Disaster Crisis Management Skills
Sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen untuk pemimpin masa depan yang tangguh, President University menyadari pentingnya ketahanan dan kemampuan adaptif dalam menghadapi berbagai krisis global, termasuk bencana alam dan non-alam.
Salah satu upaya nyata untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi tersebut adalah melalui keterlibatannya dalam Erasmus+ CBHE BUiLD (Building University for Leading Disaster Resilience) sebuah program kolaboratif yang bertujuan memperkuat ketahanan terhadap bencana di lingkungan perguruan tinggi yang didanai oleh Uni Eropa melalui program Erasmus+ Capacity Building for Higher Education.
Program BUiLD menjadi tonggak penting dalam integrasi manajemen risiko bencana ke dalam sistem pembelajaran di President University. Melalui program ini, kampus tidak hanya mengembangkan kurikulum yang relevan dengan isu-isu mengenai bencana, tetapi juga membangun Center for Environment, Disaster Resilience, and Sustainability (CEDRS) sebagai pusat pengembangan riset, pelatihan, dan kolaborasi lintas disiplin.
Pendekatan ini memberikan mahasiswa kesempatan untuk memahami dinamika bencana secara komprehensif. Mulai dari aspek sains, teknologi, hingga kebijakan dan respons masyarakat.
BUiLD menanamkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana —baik alami maupun buatan—sejak dini, serta membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis untuk merespons bencana secara efektif.
Workshop, simulasi, dan pelatihan intensif diberikan untuk mengembangkan kepemimpinan, koordinasi, serta pengambilan keputusan dalam situasi darurat.
Kemampuan yang semakin dibutuhkan di berbagai sektor industri dan pemerintahan saat ini. Salah satu inovasi dari program ini adalah aplikasi Virtual Reality untuk pelatihan kesiagapan bencana gempa bumi yang juga pernah diliput oleh BBC UK.
Integrasi Teknologi ke Sistem Pembelajaran
Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, President University telah mengintegrasikan berbagai teknologi untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan memastikan seluruh mahasiswa dapat mengikuti perkembangan teknologi.
Dimulai dari penggunaan Learning Management System (LMS) seperti President University Information System (PUIS) dan juga E-Campus yang membantu dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari dosen dan mahasiswa, hingga pengintegrasian teknologi dalam kurikulum yang diterima oleh para mahasiswa.
Untuk membuat PUIS lebih efektif dan aksesibel untuk mencara informasi, President University juga memiliki Artificial Intelligence (AI)-nya sendiri, yakni DEMI AI. Dengan keberadaan AI ini, seluruh pengguna PUIS dapat mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dengan lebih cepat.
Pembuatan program ini dipercayakan kepada 3 mahasiswa yang sedang menempuh studi mereka di President University.
Mereka adalah Muhammad Reyhan Winarto, Jaya Iskandar MF, dan juga Joseph Tedja Nugraha Wibawa, mahasiswa dari program studi (prodi) Information Technology angkatan 2022. Program ini mereka bangun setelah satu tahun belajar di President University.
Saat ini, DEMI AI sudah banyak digunakan oleh para mahasiswa dan dosen untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal seputar kampus.
Tak berhenti disitu, untuk kedepannya, DEMI AI tidak hanya dapat membantu penggunanya untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, namun juga untuk Personalized-AI Services.
"Dengan adanya personalized AI services, para mahasiswa dapat mendapatkan bantuan sesuai yang mereka butuhkan. Baik dari segi edukasi (sebagai tutor virtual untuk membantu belajar mahasiswa), konsultasi akademik (sebagai penasihat akademik), dan juga konsultasi karir (sebagai penasihat perkembangan karir) yang dapat diakses oleh para mahasiswa kapan pun dan dimana pun," jelas Rektor President University, Handa S. Abidin.
Dikaktakannya lebih lanjut, selain mengembangkan teknologi LMS, saat ini President University juga tengah menguji coba sebuah program inovatif bernama EduPlay AI. Program ini merupakan inisiatif yang menggabungkan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi gamifikasi untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, personal, dan menyenangkan.
EduPlay AI dirancang untuk menjawab tantangan rendahnya keterlibatan dan motivasi belajar mahasiswa akibat metode pembelajaran tradisional yang kurang adaptif terhadap kebutuhan generasi saat ini.
"Meskipun masih dalam tahap pengembangan awal, EduPlay AI diharapkan dapat membantu dosen memantau progres belajar mahasiswa secara real-time, menyesuaikan materi dengan kebutuhan individu, serta memberikan umpan balik yang lebih tepat sasaran," kata Handa.
Menurutnya, elemen gamifikasi seperti tantangan, poin, dan penghargaan juga diterapkan untuk mendorong semangat belajar dan kolaborasi di dalam kelas.
"Melalui pendekatan ini, President University berupaya membangun sistem pendidikan yang lebih human-centered dan berbasis data di era digital," terang Handa.
Selain integrasi teknologi AI ke sistem pembelajaran, President University juga menerapkan infrastruktur pembelajaran yang dinamakan organic lab, yaitu fasilitas milik perusahaan di kawasan industri sekitar kampus yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran mahasiswa.
Dengan difasilitasi oleh Fablab Jababeka sebagai Industrial Estate Innovation Hub, mahasiswa President University tidak hanya belajar dari fasilitas lab kampus, namun juga belajar dari teknologi frontier yang digunakan langsung di industri.
President University juga bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menggunakan infrastruktur lab terkini untuk kebutuhan riset dosen dan mahasiswa.
President University Terus Berinovasi
Sebagai respons terhadap perubahan zaman yang begitu cepat, President University terus berinovasi dari tahun ke tahun. Setiap program, baik akademik maupun non-akademik, dirancang untuk memastikan setiap lulusannya tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu bersaing di pasar kerja lokal maupun global.
Inovasi ini mencakup pembaruan kurikulum, penguatan kerja sama industri, penyelenggaraan kegiatan pengembangan diri seperti Resume and LinkedIn Expo, hingga pemanfaatan AI secara optimal pada seluruh program studi untuk kegiatan pembelajaran yang relevan.
"Perubahan kebutuhan di dunia kerja memang sangatlah cepat, tapi President University siap untuk membangun generasi yang siap menghadapi tantangan apa pun," jelas Dr. Adhi Setyo Santoso, ST., MBA., Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset dan Inovasi President University.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement