Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Sebut Impor Energi dari Amerika Serikat Capai Rp48,9 Triliun per Tahun

Pertamina Sebut Impor Energi dari Amerika Serikat Capai Rp48,9 Triliun per Tahun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) saat ini menjadi salah satu mitra penting Indonesia dalam perdagangan energi, khususnya untuk minyak mentah dan gas petroleum cair (LPG). Nilai transaksi energi antara Pertamina dan mitra dari AS mencapai angka fantastis yakni USD 3 milar atau setara Rp 48,9 Triliun per tahun.

"Saat ini Pertamina memiliki kerja sama rutin dengan mitra Amerika Serikat untuk suplai komoditas migas. Minyak mentah dari AS menyumbang sekitar 4% dari total impor kami, sementara untuk LPG kontribusinya sekitar 57% dari total impor, dengan nilai transaksi hingga 3 miliar USD per tahun," ungkap Simon dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025).

Baca Juga: Bos Pertamina Curhat Perusahaan Dapat Tiga Tekanan sejak 2024, Apa Saja?

Ia menyatakan dengan adanya skenario diplomasi dagang dari Pemerintah RI ke AS, secara perusahaan, Simon menyatakan dukungannya atas kebiijakan tersebut. Menurutnya, langkah ini juga merupakan bagian dari strategi diplomasi ekonomi yang sejalan dengan arahan pemerintah untuk merespon dinamika geopolitik global, khususnya kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap negara mitra dagang.

“Kami juga mendukung pemerintah dalam merespon kebijakan geopolitik Amerika Serikat terhadap mitra dagang, yang berdampak langsung pada arus perdagangan migas, sebagai bagian dari strategi diplomasi ekonomi untuk menyeimbangkan neraca dagang kedua negara,” jelasnya.

Simon menegaskan bahwa saat ini pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tengah meminta Pertamina mengkaji ulang portofolio impor migas. Tujuannya adalah menjajaki skenario peningkatan porsi pasokan dari Amerika Serikat dengan tetap menjaga efisiensi.

“Perlu kami sampaikan bahwa pengalihan ini bersifat shifting sumber pasokan, bukan penambahan volume impor. Kami tetap berkomitmen menjaga efisiensi volume dan memastikan ketahanan energi nasional menjadi prioritas utama,” tegas Simon.

Baca Juga: Pertamina, Petronas, dan SK Earthon Kerja Sama Eksplorasi di Blok Binaiya

Pertamina juga disebut telah berkoordinasi intensif dengan tim perunding pemerintah untuk menjajaki kemungkinan peningkatan porsi energi dari AS. Namun, ia tak menampik bahwa rencana ini menghadapi tantangan teknis dan risiko yang harus dikaji secara menyeluruh.

“Namun dalam menindaklajuti rencana peningkatan porsi impor migas dari Amerika Serikat ini tentu tidak lepas dari berbagai tantangan teknis dan resiko yang harus dipertimbangkan secara matang baik dari segi logistik dan distribusi kesiapan infrastruktur hingga aspek keekonomian untuk mitigasi resiko yang dapat mengganggu ketahanan energi nasional.,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: