Jual-Beli Akun Kripto Marak, Komdigi Harus Waspadai Potensi Pencucian Uang

Industri kripto Indonesia tengah menghadapi tantangan serius terkait keamanan digital di tengah pertumbuhannya yang pesat. Salah satu isu yang mencuat adalah maraknya praktik jual-beli akun yang telah melewati proses verifikasi identitas (KYC), yang kian banyak ditemukan di media sosial.
Praktik ilegal ini dinilai membahayakan keamanan individu dan sistem, serta membuka celah untuk aktivitas terlarang seperti pencucian uang dan penipuan digital. Pelaku memanfaatkan rendahnya literasi digital masyarakat untuk menjual akun-akun KYC kepada pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab.
CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menyebut tren penyalahgunaan akun sebagai ancaman serius bagi ekosistem kripto.
“Penggunaan akun yang diperjualbelikan secara ilegal sangat berisiko, baik bagi individu maupun ekosistem secara keseluruhan,” kata Calvin dalam keterangan resmi, Kamis (12/6/2025).
Tokocrypto mengimbau masyarakat agar tidak tergiur menjual atau membeli akun kripto, serta menghindari jasa verifikasi KYC ilegal. “Kami terus memperkuat sistem keamanan dengan KYC ketat, monitoring real-time, serta autentikasi ganda (2FA),” tambahnya.
Selain jual-beli akun, kejahatan digital lain seperti phishing lewat pesan instan dan peretasan e-wallet juga meningkat. Pelaku kerap menyamar sebagai institusi resmi dan menyebarkan tautan malware guna mencuri data pribadi korban.
Data dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui platform CekRekening.id mencatat 572.000 laporan tindak pidana ITE sejak 2017 hingga 2024. Dari jumlah itu, 92% atau 528.415 kasus berkaitan dengan penipuan transaksi online, termasuk penyalahgunaan identitas dan phishing.
Untuk menangkal eskalasi risiko ini, Tokocrypto menjalin kerja sama dengan kepolisian dan mitra verifikasi guna menindak akun-akun ilegal, baik secara preventif maupun represif. Perusahaan juga gencar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga data pribadi dan mengenali modus kejahatan digital.
Baca Juga: Market Kripto Merosot, Harga Bitcoin Koreksi ke US$106.000
Baca Juga: Sanksi Dicabut Trump, Suriah Akhirnya Bisa Rasakan Kembali Trading Kripto di Binance
“Dengan sinergi dan kesadaran bersama, industri kripto Indonesia dapat tumbuh secara sehat, aman, dan berkelanjutan,” pungkas Calvin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement