Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Merahnya Bursa Asia, Investor Saham Waspada Keterlibatan Trump di Timur Tengah

Merahnya Bursa Asia, Investor Saham Waspada Keterlibatan Trump di Timur Tengah Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia kembali bergerak secara variatif namun cenderung melemah dalam perdagangan di Kamis (19/6). Investor warpada dan semakin gelisah menghadapi dampak perang yang semakin memanas dari Israel-Iran di Timur Tengah.

Dilansir dari CNBC International, Jumat (20/6), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia:

  • Hang Seng (Hong Kong): Turun 1,19% ke 23.237,74.
  • CSI 300 (China): Turun 0,82% ke 3.843,09.
  • Shanghai Composite (China): Turun 0,79% ke 3.362,11.
  • Nikkei 225 (Jepang): Turun 1,02% ke 38.488,34.
  • Topix (Jepang): Turun 0,58% ke 2.792,08.
  • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,19% ke 2.977,74.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,36% ke 782,51.

Bursa Asia bergerak melemah seiring sikap pelaku pasar yang diguncang oleh meningkatnya konflik antara Israel dan Iran. Hal ini menyusul adanya potensi keterlibatan langsung dari Amerika Serikat (AS).

AS mempertimbangkan potensi konflik langsung dengan Iran. Pejabat senior negara tersebut sedang mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap dalam beberapa hari mendatang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Nafsu Trump berpotensi meningkatkan ketegangan internasional dan eskalasi konflik yang dapat menyebabkan kerugian besar, serta dampak terhadap stabilitas regional dan hubungan diplomatik dari AS.

Adapun Federal Reserve (The Fed) dalam pertemuannya mempertahankan suku bunga pada level tetap 4.25-4.50. Pasar menilai keputusan tersebut setelah mempertimbangkan dengan berhati-hati di tengah kekhawatiran atas dampak inflasi dari tarif di AS.

Baca Juga: GAIA Borong Saham IOTF Senilai Rp53,4 Miliar Kala Proses Akuisisi Berlangsung

Ketua The Fed Jerome Powell juga memperingatkan inflasi yang signifikan ke depan. Ia menyebut bahwa kenaikan tarif dagang kemungkinan akan meningkatkan harga. Ketidakpastian tersebut mempersulit upaya bank sentral untuk melonggarkan kebijakan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: