Kredit Foto: Ewindo
PT East West Seed Indonesia (EWINDO), produsen benih sayuran hibrida Cap Panah Merah, memperluas inisiatif Learning Farm atau sekolah lapangan petani ke berbagai sentra pertanian nasional. Program ini terbukti efektif meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya, dan pengetahuan teknis petani dalam budidaya hortikultura modern.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2022, EWINDO telah membangun delapan Learning Farm di delapan wilayah berbeda: Batubara, Lampung Timur, Karawang, Magelang, Malang, Banyuwangi, Hulu Sungai Selatan, dan Gowa. Masing-masing Learning Farm memiliki luas rata-rata satu hektare dan berfungsi sebagai pusat edukasi, pembinaan masyarakat, sekaligus sarana transfer teknologi pertanian sayuran.
Managing Director EWINDO, Glenn Pardede, mengatakan pembangunan Learning Farm merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam mendukung kesuksesan petani Indonesia. “Bukan hanya tempat pelatihan teknis, ini adalah ruang transformasi pengetahuan dan teknologi. Kami ingin petani makin percaya diri, mandiri, dan siap menjawab tantangan zaman,” ujar Glenn, Jumat (20/6).
Baca Juga: EWINDO Pacu Inovasi, 27 Varietas Benih Baru Diluncurkan
Ia menambahkan bahwa EWINDO menargetkan pembangunan hingga 20 Learning Farm secara nasional. Tujuannya agar semakin banyak petani yang dapat mengakses metode pertanian yang lebih baik, berbasis ilmu dan data, bukan sekadar kebiasaan turun-temurun.
Efektivitas program ini dirasakan langsung oleh petani di lapangan. Jumadi (60), petani senior asal Jawa Tengah, menilai Learning Farm membantu mempercepat proses belajar dan menemukan solusi praktis. “Kami bisa langsung bertanya ke praktisi saat mengalami kendala. Yang dibutuhkan petani memang praktik langsung, bukan hanya teori,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan Petani bernama Medison berasal dari Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Ia mengaku produktivitas tanamannya meningkat signifikan setelah menerapkan teknik yang dipelajari dari Learning Farm. “Setelah ikut pelatihan dan menerapkan ilmunya, hasilnya jauh lebih baik. Ekonomi keluarga kami pun naik,” jelasnya.
Baca Juga: EWINDO Gaungkan Urban Farming di Hardiknas
Di Kalimantan Selatan, Chairani (50), petani sayur, menyoroti dampak Learning Farm terhadap perubahan pola pikir petani. Ia menyebut banyak petani kini berani mencoba teknologi baru karena melihat bukti langsung. Bahkan, kendala khas seperti pH tanah rendah dapat diatasi berkat metode yang diperkenalkan. “Dengan perlakuan dari Learning Farm, pH tanah naik dari 3 ke 6. Dampaknya luar biasa,” katanya.
EWINDO tidak hanya fokus pada edukasi teknis, tetapi juga mempermudah akses petani terhadap benih unggul. Dalam 35 tahun beroperasi di Indonesia, perusahaan telah mengenalkan hampir 300 varietas benih sayuran berkualitas tinggi—dari yang berumur panen singkat, tahan penyakit, hingga sesuai preferensi pasar.
Menurut Glenn, kegiatan ini juga sejalan dengan tujuan besar pemerintah dalam mencapai swasembada hortikultura nasional. “Kami percaya kerja sama dengan pemangku kepentingan, melalui platform seperti Learning Farm, bisa memperkuat ketahanan pangan sekaligus mewujudkan komitmen EWINDO menjadi sahabat terbaik petani Indonesia,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement