Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Melemah Ditekan Sinyal Dovish dari The Fed

Dolar Melemah Ditekan Sinyal Dovish dari The Fed Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap euro dan yen Jepang pada Selasa (24/6). Hal itu terjadi setelah redanya ketegangan geopolitik serta munculnya pernyataan soal pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari Reuters, Rabu (25/6), dolar alias greenback tercatat turun 0,38% menjadi US$1,162/euro. Ia juga melemah 1% terhadap yen menjadi ¥144,68.

Baca Juga: Lagi Kaji Efek Tarif Trump, Powell Minta Waktu Sebelum Turunkan Suku Bunga

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan adanya gencatan senjata dari Israel-Iran. Hal tersebut menumbuhkan harapan berakhirnya salah satu konfrontasi militer terbesar antara kedua musuh bebuyutan di Timur Tengah.

“Saat ini pasar sedang melepas posisi terkait konflik Timur Tengah,” kata Kepala Analis Mata Uang ForexLive,  Adam Button.

Penguatan euro dan yen terjadi seiring harga minyak dunia anjlok, menyusul meredanya ketegangan geopolitik. Eropa dan Jepang sangat bergantung pada impor minyak dan gas alam cair (LNG). Sementara Amerika Serikat merupakan eksportir bersih.

Ketua The Fed, Jerome Powell baru-baru ini menyampaikan bahwa inflasi diperkirakan akan mulai naik pada musim panas ini, dan bank sentral belum terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.

Namun, pasar memperhatikan komentar dari dua pejabat bank sentral lainnya yang mengisyaratkan dukungan terhadap penurunan suku bunga dalam waktu dekat, karena kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja dan merosotnya ekspektasi inflasi.

“Pasar menanti sinyal keras soal penolakan pemangkasan suku bunga, tapi ia tetap bersikap netral. Perdebatan besar di bank sentral saat ini adalah tentang kondisi pasar tenaga kerja," ungkap The Fed.

Wakil Ketua The Fed, Michelle Bowman mengatakan waktu pemangkasan suku bunga tampaknya sudah dekat. Sementara Gubernur The Fed Christopher Waller menyarankan agar penurunan suku bunga dipertimbangkan dalam pertemuan berikutnya pada 29–30 Juli.

Trump kembali menyerukan agar suku bunga dipotong setidaknya 2 hingga 3 poin persentase. Fed funds futures saat ini memperkirakan pemangkasan 60 basis poin sepanjang tahun 2025. Artinya, pasar memperkirakan dua kali pemangkasan 25 basis poin sudah hampir pasti, dengan peluang pemangkasan ketiga yang meningkat.

Baca Juga: Trump Dikibuli Manuver Israel, Marah Soal Pelanggaran Gencatan Senjata

Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen turun secara tak terduga pada Juni. Hal itu seiring meningkatnya kekhawatiran rumah tangga terhadap prospek bisnis dan lapangan kerja dalam enam bulan ke depan di AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: