Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akan Jadi Pemain Utama Ekonomi Digital di Asia Tenggara, RI Butuh Ini

Akan Jadi Pemain Utama Ekonomi Digital di Asia Tenggara, RI Butuh Ini Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi, mengatakan Indonesia akan menjadi pemain utama ekonomi digital di Asia Tenggara, sehingga membutuhkan keamanan siber yang kuat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Indonesia menginisiasi kemitraan multistakeholders yang bertujuan mengembangkan ketahanan siber secara komprehensif, khususnya melalui pengembangan tenaga kerja dan talenta keamanan siber untuk melindungi infrastruktur kritis Indonesia.

Baca Juga: API: Tidak Benar Kemenperin Dukung Impor Ilegal

“Memperkuat ketahanan siber adalah fondasi penting untuk mengembangkan ekonomi digital Indonesia. Kami memulai dengan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya mitigasi risiko dan investasi dalam keterampilan guna memperkuat kesiapan dan respons Indonesia,” ujarnya pada pembukaan Indonesia-Australia Cybersecurity Symposium dan Workshop di Jakarta beberapa waktu lalu, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Kamis (26/6).

Keamanan siber bersifat kompleks sehingga pembangunan kemampuan sumber daya manusia dalam hal tersebut menjadi sangat penting. Indonesia harus berinvestasi dalam program pelatihan yang membekali tenaga kerja Indonesia dengan keterampilan untuk menangani ancaman siber yang muncul. Kerja sama antara lembaga Pemerintah, dan sektor swasta diperlukan untuk membangun pasokan tenaga profesional yang terampil guna mewujudkan keamanan siber di Indonesia.

“Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan melebihi USD130 miliar, dan akan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di Asia Tenggara. Pertumbuhan ini membutuhkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat untuk melindungi aset digital dan memastikan kesuksesan ekonomi jangka panjang,” ungkap Deputi Edi.

Untuk menegaskan komitmen bersama dalam menjaga keamanan kawasan serta mendorong kerja sama lintas batas dan penerapan praktik terbaik, Kemenko Perekonomian bekerja sama dengan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), PT Kinema Systrans Multimedia (Infinite Learning-Nongsa Digital Park), dan PT Innoveight Technofarm Indonesia (Innov8) menyelenggarakan Indonesia-Australia Cybersecurity Symposium dan Workshop pada 16-17 Juni 2025.

Acara yang didukung oleh Pemerintah Australia melalui Southeast Asia and Pacific Cyber Program ini juga menandai langkah penting dalam membentuk strategi ketahanan siber Indonesia, mendorong kolaborasi multistakeholders, dan merupakan implementasi konkret dari komitmen antara Indonesia-Australia yang sudah disepakati melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Februari 2025 lalu.

“Keamanan siber merupakan pilar krusial bagi ketahanan nasional dan regional. Simposium ini mempertemukan para pemimpin senior, pejabat pemerintah, dan pakar industri untuk membahas tantangan dan peluang utama dalam memperkuat kerangka kerja keamanan siber Indonesia,” ungkap Deputi Edi.

Sementara itu, Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Marsekal Muda TNI R. Tjahjo Khurniawan, mewakili Kepala BSSN, menyampaikan bahwa keamanan siber adalah tanggung jawab semua pihak (shared responsibility). “Jadi, Strategi Keamanan Siber Nasional dilaksanakan secara semesta melalui sinergi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.

“Pemerintah Australia bangga dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan ketahanan siber kolektif di kawasan kita, serta menghadapi peluang dan tantangan dunia maya yang berkembang pesat,” lanjut Penasihat Menteri dari Kedutaan Besar Australia Jonathan Gilbert.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: