Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Eropa Dipenuhi Optimisme, Pasar Saham Didorong Harapan Gencatan Perang Dagang China-AS

Bursa Eropa Dipenuhi Optimisme, Pasar Saham Didorong Harapan Gencatan Perang Dagang China-AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Eropa ditutup menguat ke level tertinggi dalam lebih dari satu pekan pada Jumat (27/6). Hal ini seiring sikap investor yang mengambil lebih banyak risiko di tengah harapan akan tercapainya gencatan senjata dalam perang dagang dari China dan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Senin (30/6) Indeks Stoxx 600 ditutup menguat 1,1% ke 543,63. Capaian tersebut mengakhiri penurunan dua pekan berturut-turut dan mencatatkan kenaikan mingguan pertama dalam tiga minggu terakhir.

Baca Juga: Medvedev: Uni Eropa Kini Musuh Nyata Rusia

Saham Jerman mencatat reli mingguan terkuat dalam dua bulan. Sementara Prancis dan Spanyol membukukan pekan terbaik dalam lebih dari sebulan.

Namun, sektor energi justru mencatat penurunan mingguan pertama dalam beberapa minggu terakhir, seiring harga minyak global merosot menyusul redanya ketegangan dari Israel-Iran. Saham otomotif dan sektor barang mewah yang sangat sensitif terhadap perang dagang kini memimpin kenaikan sektoral.

“Kami cukup terkejut melihat kekuatan pasar terus berlanjut di tengah situasi geopolitik saat ini, namun jelas pasar percaya konflik akan tetap terkendali — meski hal itu bisa berubah sewaktu-waktu,” kata Chief Investment Officer Brave Eagle Wealth Management, Robert Ruggirello.

Investor kini mengalihkan fokus ke perkembangan perdagangan global, berharap adanya terobosan dalam kesepakatan dagang baru sebelum tenggat tarif AS di Juli 2025.

Washington dan Beijing baru-baru ini telah mencapai kesepakatan untuk mempercepat pengiriman logam tanah jarang ke Amerika Serikat.

Adapun Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent telah mendorong soal penghapusan proposal “pajak balasan” yang memungkinkan pemerintah saat ini mengenakan tarif hingga 20% pada investor asing dari negara-negara yang mengenakan pajak yang dianggap tidak adil terhadap perusahaan dari AS.

Baca Juga: Trump Klaim Sudah Temukan Pembeli TikTok, Tunggu Lampu Hijau China

Sementara Uni Eropa terus membahas proposal perdagangan baru dari AS. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa kemungkinan kegagalan negosiasi tarif masih terbuka, dengan menyebut bahwa semua opsi tetap ada di meja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: