Indonesia Diproyeksi Sumbang US$366 Miliar ke Ekonomi Digital ASEAN 2030
Kredit Foto: Unsplash/ Myriam Jessier
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Kominfo), Nezar Patria, mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN. Berdasarkan data McKinsey, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital mencapai US$ 366 miliar dari total potensi ekonomi digital ASEAN sebesar US$ 1 triliun pada tahun 2030.
“McKinsey mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi digital di ASEAN diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS pada 2030, dan 366 miliar dolar AS di antaranya berasal dari Indonesia,” ujar Nezar dikutip dari keterangan resmi, Rabu (2/7/2025).
Proyeksi ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan utama dalam ekosistem digital kawasan. Hal ini karena jumlah penduduk mencapai 280 juta jiwa atau sekitar 40% dari populasi ASEAN.
Baca Juga: Akan Jadi Pemain Utama Ekonomi Digital di Asia Tenggara, RI Butuh Ini
Nezar menegaskan Indonesia berkomitmen untuk mengambil peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi digital regional agar tak hanya menjadi pengguna saja.
“Kami tidak ingin Indonesia hanya menjadi pengguna teknologi baru, tetapi juga menjadi bagian dalam rantai nilai global pengembangan teknologi AI dan ikut mengarahkan masa depan digital dunia,” ujarnya.
Untuk mendukung ekonomi digital di Indonesia, Nezar mencatat bahwa penetrasi internet nasional saat ini telah mencapai 80 persen, meningkat signifikan dari di bawah 70 persen lima tahun lalu.
Ia menambahkan, 97 persen wilayah permukiman di Indonesia kini telah terjangkau jaringan 4G, dan pemerintah tengah mendorong migrasi ke jaringan 5G.
“Saat ini, 97 persen wilayah permukiman Indonesia sudah terjangkau oleh teknologi 4G. Tapi kita sekarang beranjak ke arah 5G,” tuturnya.
Baca Juga: Ekonomi Digital RI Diproyeksi Tembus US$360 Miliar, Rosan Ajak Investor Bangun Data Center
Meski demikian, tantangan infrastruktur masih menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, Komdigi berfokus pada pembangunan infrastruktur digital yang mumpuni, tata kelola yang baik, serta menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Sementara itu, Indonesia menjadi negara ASEAN pertama yang menyelesaikan dokumen Readiness Assessment Methodology for AI (RAM-AI), sebagai acuan kesiapan adopsi teknologi AI secara nasional. Dokumen ini bahkan telah dijadikan referensi oleh negara lain seperti Malaysia.
“RAM-AI ini berguna untuk melihat tingkat kesiapan adopsi teknologi kecerdasan buatan di Indonesia. Negara-negara lain seperti Malaysia bahkan menggunakan dokumen kita sebagai bahan komparasi,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa meskipun AI membawa potensi besar, namun risiko seperti penyebaran disinformasi dan teknologi deepfake harus diantisipasi serius.
“Bukan cuma orang awam, bahkan pembuat kebijakan bisa terkena deepfake ini. Ini luar biasa,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Djati Waluyo
Advertisement