Indonesia Peringkat ke-4 Ekspor Unggas Dunia, Daging Sapi dan Susu Masih Rendah
Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Berdasarkan data BPS yang diolah oleh Kementerian Pertanian, kinerja ekspor komoditas peternakan periode tahun 2024 tercatat senilai 1,354 miliar USD atau setara Rp22 triliun, dengan peningkatan volume ekspor dari 489,7 ribu ton (meningkat 4,16 persen dibanding periode tahun 2023, yaitu 470 ribu ton).
Khusus ekspor unggas di tahun 2024, Indonesia telah mencatatkan nilai ekspor senilai 16,8 juta USD atau setara dengan Rp277,2 miliar, meningkat 145 persen dibanding tahun 2023.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, Dr. drh. Makmun, M.Sc., dalam pembukaan Indo Livestock ke-18 2025 di Surabaya, Rabu (2/7/2025).
“Jadi, kalau tadi perikanan nomor 10, unggas kita nomor 4 di dunia. Ini merupakan kebanggaan bagi kita semua untuk terus berproduksi. Peningkatan signifikan ini disebabkan produksi unggas yang surplus di tahun 2024: untuk ayam pedaging sekitar 298 ribu ton dan surplus produksi telur sekitar 178 ribu ton,” ujar Makmun.
Dengan demikian, menurut Makmun, tidak perlu khawatir akan kekurangan sumber protein hewani saat ini. Walaupun demikian, lanjutnya, saat ini masih ada dua PR yang harus diselesaikan, yaitu kekurangan daging sapi dan susu. Pasalnya, daging sapi saat ini masih mengimpor sekitar 400 ribu ton, dan produksi susu lokal baru bisa memenuhi 21 persen atau 1 juta ton dari kebutuhan 4,7 juta ton.
“Ini kita masih dihadapkan pada tantangan terhadap pemenuhan daging. Kalau tadi, daging ayam dan telur kita surplus,” akui Makmun.
Sementara itu, terkait perhelatan Indo Livestock 2025, Makmun mengungkapkan bahwa pihaknya mengapresiasi terselenggaranya acara dengan baik sehingga memberikan manfaat nyata dan menjadi langkah bersama dalam membangun peternakan yang kuat dan berdaulat. Di sisi lain, kegiatan ini juga menunjang investasi, sehingga perlu dukungan dari multipihak terkait ketersediaan lahan bagi calon investor serta infrastruktur pendukung.
“Pemerintah telah berupaya mengusulkan lokasi investasi sebagai bagian dari proyek strategis nasional. Ini ada 23 yang sudah masuk dalam RPJMN 2025–2029,” ungkapnya.
Ia berharap seluruh insan peternakan dan kesehatan hewan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan mengikuti seluruh agenda kegiatan, mulai dari seminar, talk show, business matching, FGD, sosialisasi susu/daging/telur/ikan, serta mendapatkan informasi dari peserta pameran untuk menyaksikan perkembangan sektor peternakan dan kesehatan hewan yang terus maju melalui adopsi teknologi, sistem peternakan berkelanjutan, penguatan hilirisasi, dan peningkatan mutu produk.
“Kami mengajak untuk terus mendorong daya saing peternakan dan kesehatan hewan nasional menuju pasar domestik yang kuat dan ekspor yang semakin meningkat,” tutup Makmun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement