Kredit Foto: Biro Humas Kemendag
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti meyakini masih banyak produk Indonesia, termasuk dari usaha kecil dan menengah (UKM), yang potensial diterima dengan baik oleh masyarakat Selandia Baru.
Sehingga, dalam pertemuan dengan Diaspora Indonesia di Selandia Baru, Wamendag Roro mendorong pelaku usaha Indonesia untuk terus melakukan eksplorasi terhadap produk Indonesia yang dapat dipasarkan di Selandia Baru.
Baca Juga: Mendag Sebut Ekspor Mudah Bagi UMKM
Hal tersebut disampaikannya di hadapan perwakilan Diaspora Indonesia di Selandia Baru yang berlangsung di Auckland, Minggu malam (29/6/2025).
“Kami mengapresiasi peran aktif para peserta sebagai mitra strategis dalam memasarkan produk unggulan Indonesia ke pasar Selandia Baru selama ini. Kendati demikian, ke depan, mari kita terus mengeksplorasi potensi produk Indonesia lainnya,” terang Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Jumat (4/7).
Adapun beberapa produk yang dinilai masih dapat lebih dieksplorasi potensinya dan sesuai dengan pasar Selandia Baru yaitu produk makanan dan minuman olahan, produk agrikultur dan perkebunan, dan usaha jasa logistik, baik untuk sektor Business to Consumer (B2C) maupun sektor Business to Business (B2B).
Menurut Wamendag Roro, Indonesia memiliki banyak produk berkualitas tinggi dan banyak yang telah memiliki sertifikat yang disyaratkan untuk ekspor.
“Diperlukan strategi dan komitmen kolaboratif berbagai pihak untuk menjadikan produk Indonesia kian kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor industri di Selandia Baru,” tegas Wamendag Roro.
Lebih lanjut, Wamendag menjelaskan bahwa saat ini, Indonesia merupakan negara pemasok peringkat ke-14 di Selandia Baru. Sementara dari segi kinerja ekspor Indonesia, Selandia Baru berada di peringkat ke-36 sebagai negara mitra terbesar Indonesia. Ini bermakna bahwa terdapat masih banyak peluang yang perlu dieksplorasi dan digarap oleh Indonesia.
Wamendag menjelaskan bahwa pelaku usaha dapat memanfaatkan sepenuhnya perjanjian perdagangan yang sudah ada, seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (FTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement