Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Deklarasi Rio BRICS 2025: Nafas Baru Tata Dunia, Solidaritas Selatan, dan Momentum Baru bagi Pariwisata

Oleh: Teguh Anantawikrama, Founder and Chairman of the Indonesian Tourism Investor Club and Vice Chairman of the Indonesian Chamber of Commerce

Deklarasi Rio BRICS 2025: Nafas Baru Tata Dunia, Solidaritas Selatan, dan Momentum Baru bagi Pariwisata Kredit Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertemuan puncak BRICS ke-17 di Rio de Janeiro menandai babak baru dalam arsitektur global. Dengan tema “Memperkuat Kerja Sama Selatan-Global untuk Tata Kelola yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan”, Deklarasi Rio mempertegas posisi negara-negara berkembang sebagai aktor utama dalam membentuk masa depan dunia.

Di antara berbagai isu strategis, masuknya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS menjadi sorotan penting—memberi peluang baru untuk memperkuat peran Indonesia tidak hanya di bidang geopolitik dan ekonomi, tetapi juga di sektor pariwisata yang semakin strategis.

Pariwisata sebagai Instrumen Diplomasi dan Pertumbuhan Ekonomi Global South

Dalam konteks BRICS yang diperluas, sektor pariwisata mendapatkan momentum baru sebagai instrumen kerja sama budaya, pertukaran antar-masyarakat (people-to-people contact), dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Banyak anggota baru BRICS—termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Nigeria, dan Uzbekistan—adalah negara dengan potensi pariwisata yang luar biasa, namun belum terintegrasi sepenuhnya dalam jaringan pariwisata global yang berkeadilan.

Deklarasi Rio membuka peluang untuk:

• Kerja sama pariwisata intra-BRICS, termasuk visa facilitation, promosi destinasi bersama, dan rute penerbangan lintas Selatan-Global.

• Investasi lintas negara BRICS di sektor pariwisata, terutama untuk infrastruktur ramah lingkungan, ekowisata, dan pariwisata berbasis komunitas.

• Pertukaran pengetahuan tentang manajemen destinasi berkelanjutan, digitalisasi layanan pariwisata, dan penguatan daya saing UMKM pariwisata.

• Konsolidasi narasi global yang menempatkan budaya dan kearifan lokal sebagai aset utama pembangunan pariwisata—bukan sekadar objek komersialisasi.

Peluang Strategis bagi Indonesia

Sebagai negara kepulauan dengan warisan budaya, alam, dan spiritual yang kaya, Indonesia akan mendapat manfaat strategis dari keanggotaan BRICS:

• Promosi destinasi di forum BRICS, termasuk integrasi dalam agenda budaya dan forum bisnis lintas anggota.

• Akses pembiayaan infrastruktur pariwisata berkelanjutan melalui New Development Bank dan BRICS Multilateral Guarantees.

• Kemitraan strategis dalam pengembangan destinasi baru, terutama kawasan timur Indonesia, berbasis kerja sama Selatan-Selatan.

• Pertukaran wisatawan lintas negara BRICS, yang dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan memperluas segmen wisatawan dari negara-negara berkembang.

Membangun Narasi Baru: Pariwisata untuk Perdamaian dan Keadilan Global

Dalam semangat solidaritas yang ditekankan Deklarasi Rio, pariwisata tidak lagi dipandang semata sebagai sektor ekonomi, tetapi sebagai alat diplomasi kultural dan rekonsiliasi global. Pariwisata yang adil, berkelanjutan, dan inklusif menjadi bagian integral dari upaya BRICS menciptakan dunia yang setara dan damai.

Indonesia, bersama anggota BRICS lainnya, kini memiliki panggung untuk mempromosikan narasi pariwisata yang menghormati keragaman budaya, memperkuat identitas nasional, dan sekaligus mempertemukan dunia melalui pengalaman lintas batas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: