Bukannya Tenang, Perpanjangan Tenggat Tarif Trump Malah Perburuk Ketidakpastian Global
Kredit Foto: Istimewa
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan kritikan pedas terkait dengan perpanjangan tenggat waktu negosiasi tarif yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Direktur Eksekutif International Trade Centre (ITC), Pamela Coke-Hamilton menyebut alih-alih tenang, hal tersebut malah memperpanjang ketidakpastian dan mengganggu stabilitas global.
Baca Juga: Ini Daftar Emiten yang Jadi Korban Keganasana Tarif Trump!
“Langkah ini justru memperpanjang periode ketidakpastian, merusak kontrak bisnis jangka panjang, serta menciptakan ketidakstabilan tambahan,” kata Pamela Coke-Hamilton, dilansir dari Reuters, Rabu (9/7).
Trump sebelumnya mengumumkan bahwa empat belas negara negara akan menghadapi kenaikan tarif tajam mulai 1 Agustus. Hal tersebut akan terjadi jika mereka tidak mencapai kesepakatan dagang dengan AS.
Coke-Hamilton menegaskan bahwa ketidakjelasan biaya tarif membuat pelaku bisnis tak dapat merencanakan investasi dengan baik.
“Jika pelaku usaha tidak tahu biaya apa yang akan mereka hadapi, mereka tidak bisa merencanakan, tidak bisa memutuskan siapa yang akan berinvestasi,” jelasnya.
Ia mencontohkan Lesotho. Negara Afrika penghasil tekstil tersebut mendapati sejumlah investornya menahan ekspansi dan modal baru karena menunggu kepastian kebijakan tarif dari AS.
Menurutnya, ketidakpastian perdagangan ditambah pemotongan besar-besaran terhadap bantuan pembangunan telah menciptakan apa yang ia sebut sebagai guncangan ganda bagi negara-negara berkembang.
Baca Juga: Tarif 32% Trump Berlaku, Rencana Impor Energi RI-AS Masih Terkunci di Meja Negosiasi
Sejak perang dagang global diluncurkan, pasar keuangan global terguncang, sementara para pembuat kebijakan ekonomi di berbagai negara kini berpacu dengan waktu untuk melindungi perekonomian domestik mereka dari dampaknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement