Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lempar Ancaman Tarif Sana-sini, Trump Jadi Pemicu Kenaikan Dolar AS

Lempar Ancaman Tarif Sana-sini, Trump Jadi Pemicu Kenaikan Dolar AS Kredit Foto: Unsplash/Dmitry Demidko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama pada Jumat (11/7/). Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali memicu ketegangan dalam pasar valuta asing dengan mengumumkan serangkaian tarif baru terhadap mitra dagangnya termasuk Kanada.

Dilansir dari Reuters, Senin (14/7), Indeks Dolar (DX) naik 0,28% ke 97,85. Meski begitu, indeks ini masih turun hampir 10% sepanjang tahun dari 2025.

Baca Juga: Suku Bunga AS Diprediksi Turun, Obligasi Asia Semakin Dilirik

Trump kembali mematik kekhawatiran dalam pasar global dengan pengumuman tarif 35% untuk semua impor dari Kanada. Adapun tarif tersebut akan diberlakukan mulai 1 Agustus.

AS juga dikabarkan mempertimbangkan pemberlakuan tarif global sebesar 15% hingga 20% terhadap negara-negara lain, naik dari tarif dasar saat ini yang sebesar 10%.

"Ada kekhawatiran baru terkait tarif setelah Trump melempar wacana tarif menyeluruh kemarin," ujar Analis Pasar London Pepperstone, Michael Brown.

"Namun, secara keseluruhan, pergerakan di pasar valuta asing masih relatif terbatas, dan kisaran harga belakangan ini tetap terjaga," tambahnya.

Reaksi pasar terhadap pengumuman tarif terbaru ini tergolong lebih tenang dibandingkan aksi jual besar-besaran setelah pengumuman tarif di April. Namun, investor tetap cemas akan masa depan perdagangan global, terutama apakah tenggat terbaru ini akan menjadi keputusan final.

Meski kekhawatiran terhadap tarif mendukung penguatan dolar, sebagian pelaku pasar tetap skeptis terhadap prospek jangka menengah.

"Proyeksi utama saya masih mengarah ke depresiasi dolar yang lambat tapi stabil dalam jangka menengah. Tapi mengingat sudah banyak tekanan jual sebelumnya, ada potensi pantulan teknikal jangka pendek," kata Brown.

Baca Juga: Trump Naikkan Tarif 32%, Menhub Usul Impor Suku Cadang Bebas Bea Masuk

Data ekonomi yang menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja serta ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga juga turut memperkuat posisi dolar. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: