Dolar Menguat, Pasar Soroti Kenaikan Inflasi dan Spekulasi Suku Bunga AS
Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap Yen Jepang di Selasa (15/7). Kenaikan ini menyusul laporan bahwa harga konsumen meningkat pada laju tercepat pada bulan lalu an memicu penyesuaian ekspektasi pasar atas pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Rabu (16/7), nilai tukar dolar menguat 0,77% menjadi ¥148,84. Capaian tersebut merupakan angka tertinggi sejak 3 April.
Baca Juga: Lewat Eurosky, Uni Eropa Ingin Berhenti Gunakan Medsos Amerika Serikat
Kebijakan Tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump turut dinilai memperbesar tekanan harga, sehingga membuat bank sentral menunda pemangkasan suku bunga. Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan inflasi akan meningkat selama musim panas.
Meski Indeks Harga Konsumen (CPI) naik signifikan, inflasi inti tetap moderat. Hal tersebut memberikan ruang bagi pasar untuk mempertahankan harapan adanya pemangkasan suku bunga pada bulan September.
“Tarif memang terlihat dalam data, tapi dampaknya tidak seburuk yang ditakutkan,” kata Kepala Ekonom Annex Wealth Management, Brian Jacobsen.
Pelaku pasar saat ini memperkirakan sekitar 44 basis poin pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun, turun dari 48 basis poin sebelum data inflasi dirilis.
Dolar juga menguat secara luas karena aksi teknikal, setelah sebelumnya melemah sekitar 9% sepanjang tahun ini.
Di luar faktor inflasi dan tarif, kondisi fiskal dan utang serta tekanan politik terhadap bank sentral turut menjadi fokus pasar. Trump kembali mendesak agar bank sentral menurunkan suku bunga karena menurutnya inflasi tetap rendah.
Adapun Powell telah meminta untuk meninjau biaya renovasi markas besar dari The Fed di Washington. Hal ini menyusul kritik dari pejabat pemerintahan soal pengelolaan lembaga tersebut.
Baca Juga: Mirip Deal Vietnam, Trump Sebut Indonesia Bebaskan Tarif Barang AS
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent mengatakan bahwa proses formal untuk mencari pengganti dari Powell. Hal ini memicu kekhawatiran pasar terkait independensi dari The Fed.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement