Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Keuntungan RI Raih Kesepakatan Tarif Impor AS 19%

Ini Keuntungan RI Raih Kesepakatan Tarif Impor AS 19% Kredit Foto: Antara/Rizal Hanafi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan keuntungan Indonesia usai meraih kesepakatan tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 19%, padahal sebelumnya menyentuh angka 32%.

Dirinya mengatakan dengan tarif yang lebih kompetitif daripada negara ASEAN dan negara kompetitor lainnya, memberikan keuntungan besar bagi ekspor nasional.

Baca Juga: Terdapat 12.000 Kasus Kekerasan Anak, Kemen PPPA Dorong Peran Guru PAUD

Tarif rendah tersebut juga memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi, karena dinilai lebih menarik untuk relokasi industri. Hal Ini membuka peluang baru bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

“Nah sisi positifnya, justru dengan kondisi global seperti ini walaupun ketidakpastiannya masih sangat tinggi, namun sebenarnya sebagian perkembangan yang ada justru menjadi opportunity untuk Indonesia. Menjadi kesempatan yang sangat baik terutama untuk mendukung investasi,” ungkap Sesmenko Susiwijono. dalam acara UOB Media Editors Circle kemarin, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Rabu (23/7).

Terkait penerapan tarif tersebut, Sesmenko Susiwijono mengatakan bahwa sesuai ketentuan, tarif baru tersebut seharusnya mulai berlaku pada 1 Agustus 2025. 

Namun, khusus untuk Indonesia, terdapat klausul bahwa selama proses negosiasi lanjutan masih berlangsung dan sebelum adanya pernyataan bersama (joint statement), maka tarif resiprokal yang baru belum diberlakukan.

“Hari ini pun, kalau ekspor ke Amerika, kemudian barangnya masuk, sampai 1 Agustus kalau kita belum publish joint statement bersama, kita masih kena MFN plus 10%. Baru nanti setelah kita resmi, nanti akan kena MFN plus 19%,” ujar Sesmenko Susiwijono.

Pemerintah menegaskan bahwa strategi perdagangan internasional Indonesia tidak hanya terfokus pada kebijakan tarif Amerika Serikat, tetapi mencakup upaya memperluas pasar ekspor, substitusi impor secara bertahap, termasuk peluang penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok global. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: