Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wamen PPPA Dorong Permainan Tradisional Jadi Kegiatan Ekstrakulikuler di Sekolah

Wamen PPPA Dorong Permainan Tradisional Jadi Kegiatan Ekstrakulikuler di Sekolah Kredit Foto: Dok. Kemen PPPA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan mendorong permainan tradisonal dijadikan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Dorongan tersebut disampaikan Wamen PPPA saat meresmikan Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, Minggu (27/7/2025).

Baca Juga: Skema FLPP Dominasi Penyaluran KPR Subsidi BRI, Akses Perumahan Terjangkau Makin Merata

RBI dirancang sebagai ruang yang aman dan inklusif bagi perempuan, anak-anak, dan masyarakat sekitar sehingga mereka dapat berdaya, belajar, bermain, dan menumbuhkan kreativitas. 

Peresmian ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menciptakan ruang-ruang publik yang ramah perempuan dan anak.

“Ini adalah bentuk kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memastikan anak-anak kita memiliki akses ke ruang-ruang yang aman dan kreatif. Tahun ini kita ingin menggerakkan anak-anak agar lebih dekat dengan permainan tradisional dan permainan kreatif lainnya. Akan lebih baik lagi jika di sekolah, permainan tradisional juga dijadikan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler,” ujar Wamen PPPA, dikutip dari siaran pers Kementerian PPPA, Senin (28/7).

Ia pun berharap ruang ini bisa menjadi pusat belajar informal dan interaksi positif bagi anak-anak dan keluarga mereka. Selain itu, Wamen PPPA juga mendorong anak-anak untuk memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan positif, seperti membaca buku yang tersedia di RBI.

Lebih lanjut, Wamen PPPA mendorong kolaborasi lintas pihak, termasuk dengan keluarga untuk memastikan pemenuhan hak-hak anak. 

“Saya selalu ingin kita bisa bekerja sama tanpa mengedepankan ego sektoral. Kata kuncinya adalah kolaborasi. Namun demikian, upaya pemerintah dalam pemenuhan hak anak tidak akan berhasil jika di dalam keluarga sendiri tidak diberikan pengertian, pendidikan moral, dan nilai etika kepada anak-anak kita. Jadi saya selalu sebutkan bahwa pemerintah memfasilitasi keperluan wadah, ruang positif, ruang bermain anak, ruang kreatif, ruang komunitas, tetapi tanggung jawab untuk mendidik anak tetap ada pada orang tua,” tutur Wamen PPPA.

Pada kesempatan tersebut, Wamen PPPA mendengarkan Suara Anak Indonesia Kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2025 yang disampaikan oleh anggota Forum Anak. 

Aspirasi tersebut menyoroti pentingnya pemenuhan dan perlindungan hak anak melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Beberapa langkah yang diusulkan meliputi memastikan semua anak memiliki dokumen identitas resmi, khususnya anak-anak rentan seperti anak yang memerlukan perlindungan khusus (AMPK) dan anak jalanan; melaksanakan edukasi dan kampanye untuk mencegah eksploitasi anak; meningkatkan akses terhadap fasilitas ruang bermain yang aman—dalam hal ini, kolam renang di setiap kecamatan—agar anak-anak tidak bermain di area sungai yang rawan limbah dan sumber penyakit; mencegah putus sekolah dan perkawinan anak; dan melakukan langkah nyata untuk mengatasi kenakalan remaja dan tawuran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: