Kredit Foto: Istimewa
Pada 22 Juli, Filipina dan AS telah mencapai kesepakatan perdagangan, yang menetapkan tarif sebesar 19% atas ekspor Filipina ke AS, sedangkan produk AS dikenakan tarif nol masuk ke Filipina.
Selain itu, sebagai sekutu militer AS di Kawasan Asia-Pasifik, Filipina sudah lama menampung tentara AS dan menyediakan akses ke pangkalan militernya. Dalam kesepakatan tersebut, ketua negara akan melanjutkan kerja sama militer yang lebih erat.
Contoh ketiga negara ASEAN ini sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa jika negara-negara ASEAN memilih untuk bernegosiasi sendiri dengan AS, maka mereka pasti akan memberikan konsesi besar yang akan merugikan kedaulatan negara.
Hanya dengan mempertahankan sikap yang bersatu, dan secara kolektif menghadapi tekanan tarif dari AS, barulah ada kemungkinan untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan dalam negosiasi dan hasil yang lebih menguntungkan bagi negara-negara ASEAN.
Baca Juga: Kabar Baik, Trump Akhirnya Lanjutkan Negosiasi Tarif Bareng Thailand dan Kamboja
Menghadapi ancaman tarif dari AS, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana juga menyampaikan pandangannya. Ia menyebut, negara yang dikenakan tarif tinggi harus bersatu.
"Indonesia sebaiknya menggalang Negara-negara yang dikenakan tarif tinggi oleh Trump, terutama ASEAN, untuk melawan kebijakan ini sehingga satu suara untuk melawan. Bukan sebaliknya justru mengikuti keinginan Trump dan mengikuti apa yang diminta Trump. Intinya negara yang dikenakan tarif harus bersatu dan tidak mau untuk diadu domba atau devide et impera oleh Trump," ujarnya.
Di masa depan, ASEAN perlu lebih memperkuat konsensus bersama untuk menghadapi situasi internasional yang kompleks dan berubah-ubah dengan kekuatan persatuan.
Hanya dengan mempertahankan prinsip persatuan, ASEAN dapat lebih baik dalam menghadapi ancaman tarif resiprokal AS, benar-benar memainkan peran pentingnya dalam ekonomi global, hingga memberikan kontribusi yang lebih besar untuk kemakmuran maupun stabilitas kawasan dan dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement