Kredit Foto: Istimewa
Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25% hingga 4,50%. Hal ini diwarnai keputusan yang terpecah dan menyisakan ketidakjelasan tentang kapan pemangkasan suku bunga akan dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) menghasilkan voting 9-2. 2 suara yang tidak setuju berasal dari dua gubernur yang merupakan hasil penunjukan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca Juga: BI Bisa Pangkas Lagi Suku Bunga, Danamon Siapkan Penyesuaian Kredit
Mereka mendukung pandangan bahwa kebijakan moneter saat ini terlalu ketat, hal tersebut sejalan dengan kritik yang sering diajukan terhadap The Fed.
"Tingkat pengangguran tetap rendah, dan kondisi pasar tenaga kerja masih solid. Inflasi tetap agak tinggi," tulis The Fed, Kamis (31/7).
Namun, pernyataan itu juga mengungkap bahwa pertumbuhan ekonomi telah melambat pada paruh pertama tahun ini. Hal ini bisa menjadi alasan untuk penurunan suku bunga di masa mendatang, jika tren pelemahan ekonomi berlanjut.
Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi dinilai masih tinggi, baik terhadap target inflasi maupun lapangan kerja, yang membuat The Fed tetap berhati-hati untuk mengambil langkah pemangkasan suku bunga.
Ketua The Fed, Jerome Powell sendiri tidak memberikan kepastian terkait arah kebijakan berikutnya, termasuk soal potensi pemangkasan suku bunga di September.
Ia menambahkan bahwa bank sentral masih memiliki waktu untuk menganalisis berbagai data ekonomi sebelum pertemuan berikutnya pada pertengahan September.
Baca Juga: Reksadana di Tengah Gejolak Suku Bunga: Pilih Tahan atau Alihkan Dana?
Menurut Powell, kebijakan moneter saat ini berada pada tingkat yang secara moderat restriktif, namun ia juga mengakui bahwa risiko terhadap prospek ekonomi meningkat, yang membuat The Fed tetap fleksibel dalam menyikapi data-data baru ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement