Kredit Foto: Azka Elfriza
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan ketahanan perekonomian Indonesia tetap terjaga meski dihadapkan pada perlambatan global. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,12% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal II/2025, didukung stabilitas sektor jasa keuangan.
Mahendra menjelaskan, kepercayaan internasional terhadap perekonomian Indonesia semakin kuat. Hal itu tercermin dari proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menaikkan outlook pertumbuhan global, termasuk Indonesia untuk 2025 dan 2026.
Selain itu, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P) juga mempertahankan peringkat utang Indonesia di level BBB jangka panjang dan A2 jangka pendek dengan outlook stabil.
“Penilaian ini mencerminkan kepercayaan yang terus terjaga terhadap kekuatan perekonomian yang ditopang kondisi fiskal serta sektor keuangan yang solid,” ujar Mahendra dalam Risk and Governance Summit 2025 di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Baca Juga: Bos OJK Ungkap Rencana Merger BUMN Oleh Danantara
OJK, lanjut Mahendra, mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat daya saing nasional. Strateginya dilakukan melalui penguatan lembaga keuangan agar mampu menopang program prioritas lewat pembiayaan yang sehat dan inklusif, serta penerapan tata kelola dan manajemen risiko yang baik.
“Fokus kami pada penguatan ekosistem yang sehat, inklusif, dan kompetitif guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Mahendra.
Baca Juga: Demi Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4% di 2026, Ini Jurus Sri Mulyani
Menurutnya, pembangunan ekonomi inklusif membutuhkan sinergi antara sektor fiskal, moneter, dan regulasi. Integrasi Governance, Risk, and Compliance (GRC) yang adaptif dan kolaboratif menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan serta ketahanan nasional.
“Pendekatan sistematis dan terukur dalam mengintegrasikan GRC ke strategi maupun operasional organisasi sangat krusial. Berbagai studi internasional menunjukkan banyak institusi masih berada di tahap awal maturitas GRC, sehingga perlu peningkatan dukungan teknologi, budaya GRC, serta kepemimpinan yang kuat,” tegas Mahendra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement