Kadin Indonesia Ungkap Bisnis Keluarga Terancam Gagal Bertahan Tanpa Tata Kelola
Kredit Foto: Azka Elfriza
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengingatkan bahwa bisnis keluarga yang mendominasi perekonomian nasional terancam gagal berkelanjutan jika tidak menerapkan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (governance, risk, and compliance / GRC).
Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Indonesia, Aviliani, menyebut 95% perusahaan di Indonesia dimiliki keluarga dengan kontribusi sekitar 25% terhadap perekonomian nasional. Namun, hanya 13% di antaranya mampu bertahan hingga generasi ketiga.
“Kalau kita lihat, hanya 13% yang bisa terus menjalankan usahanya. Mayoritas perusahaan keluarga berhenti di generasi ketiga. Banyak yang tidak melanjutkan karena tidak sesuai dengan visi keluarga atau akhirnya perusahaan dijual,” ujar Aviliani.
Baca Juga: Korupsi Hambat Indonesia Tarik Investasi, OJK Minta Reformasi Tata Kelola
Menurutnya, kerentanan terbesar dialami perusahaan di sektor riil karena penerapan GRC masih lemah. Berbeda dengan sektor keuangan yang relatif lebih maju dalam manajemen risiko dan tata kelola. Ia menekankan bahwa keberlanjutan bisnis hanya dapat dicapai jika perusahaan mampu melihat peluang di tengah ancaman.
“Ancaman itu selalu ada. Tetapi, kalau semua dilihat hanya sebagai ancaman, perusahaan tidak akan bisa bertahan,” jelasnya.
Aviliani menambahkan, ketidakpastian ekonomi global maupun domestik menuntut dunia usaha untuk lebih disiplin dalam tata kelola. Menurut dia, stabilitas ekonomi yang sempurna tidak akan pernah tercapai, sehingga perusahaan harus mengelola dinamika fluktuasi yang ada.
“Tidak ada lagi orang mengatakan tunggu sampai ekonomi stabil. Kestabilan itu justru tercermin dari naik turunnya situasi, dan itu yang harus kita kelola,” katanya.
Baca Juga: BPK dan Kejagung Bongkar Penyimpangan Lahan Negara, Potensi Kerugian Negara Triliunan Rupiah
Ia menegaskan, penerapan GRC secara konsisten akan memudahkan perusahaan memperoleh akses pendanaan, meningkatkan transparansi, serta memperkuat kepercayaan investor. Selain itu, kepatuhan pada regulasi membuat perusahaan lebih siap menghadapi perubahan kebijakan pemerintah.
“Perusahaan harusnya siap siapa pun pemerintahnya. Mereka tidak perlu takut jika sudah comply, mengantisipasi risiko, dan mematuhi aturan. Ketika ada masalah, mereka tetap bisa bertahan,” tutur Aviliani.
Kadin menilai konsistensi penerapan GRC, khususnya di sektor riil, penting untuk meningkatkan daya saing bisnis keluarga agar tidak hanya bertahan lintas generasi, tetapi juga berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement