Citi Prediksi Lonjakan Investasi Asing Masuk RI Hingga Akhir 2025
Kredit Foto: Azka Elfriza
Citi Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi nasional tidak bisa hanya bertumpu pada konsumsi domestik.
Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia, Batara Sianturi, menegaskan bahwa investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dari perusahaan multinasional akan menjadi kunci menjaga pertumbuhan di tengah tantangan global.
“Bagaimana salah satu kekuatan daripada multinasional itu ya mendorong investment, FDI gitu ya,” kata Batara dalam wawancara dengan Warta Ekonomi, Kamis (21/8/2025).
Baca Juga: BI Rate Turun, Citi Indonesia Targetkan Kredit Tumbuh 10%
Batara mengungkapkan, Citi mencatat adanya indikasi kuat masuknya investasi dari sejumlah klien multinasional mulai September hingga Desember 2025. Investasi tersebut mencakup pembangunan pabrik, pusat data, hingga peningkatan kapasitas usaha.
“We are seeing some commitment antara sekarang sampai Desember,” ujarnya.
Menurut Batara, minat FDI paling besar datang dari perusahaan asal Amerika Serikat dan Asia, sedangkan dari Eropa relatif stabil.
“Keliatannya Asia dan US ini cukup gencar untuk investasinya ke Indonesia,” tuturnya.
Meski komitmen investasi sudah terlihat jelas, realisasi penuh diperkirakan akan berlangsung bertahap. Batara menjelaskan, sebagian proyek bisa berdampak langsung pada 2025, namun sebagian lainnya baru dirasakan pada 2026.
Baca Juga: Citi Indonesia Catat Laba Rp1,3 Triliun, Siapkan Strategi Paruh Kedua 2025
“Apakah itu 2025 untuk impact-nya 2026? Atau 2025 itu mungkin nggak dipakai 100%? Tapi yang ujung-ujungnya adalah beberapa komitmen yang mereka sudah indikasikan kepada kami itu akan masuk investasinya ke Indonesia,” jelasnya.
Ia menambahkan, besarnya potensi FDI dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Dengan masuknya arus investasi baru, Indonesia berpeluang mengurangi ketergantungan pada konsumsi yang selama ini menjadi motor utama pertumbuhan.
“Mudah-mudahan ini bisa mendorong investasi yang sangat dibutuhkan. Karena kan Indonesia tidak bisa tergantung 100% dengan consumption. Yang penting di sini yang paling besar komponennya itu bagaimana boosting yang namanya investment ini double digit terus,” pungkas Batara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement